Izin Penerbitan

PERNYATAAN & IZIN PENERBITAN

Seluruh cerita disini adalah cerita fiksi belaka. Tidak ada unsur kesengajaan apabila terdapat nama atau tempat atau waktu yang sama dengan ...

Jumat, 28 Januari 2022

Aku Disini Menunggumu #14

Cerita Bersambung


Sepulang kerja pukul 8 malam, Aerin singgah ke rumah Tante Mirna yang sudah protes keras karena ia sudah lama tak berkunjung.
Rupanya lagi ada acara di rumah Tante Mirna, makanya tante memaksa banget ia untuk datang... apalagi kalau bukan memberinya kesempatan untuk berkenalan dengan para pria lajang, rekan kerja Om Nando.
Begitu masuk ke dalam, Aerin yang merasa tak mengenal siapapun... langsung menuju ke meja hidangan makanan. Ia sudah terlalu lapar untuk beramahtamah.

Tante Mirna masak banyak ternyata, hm... acara apakah ini? Tak sengaja matanya melihat ke tumpukan kado di meja paling sudut. Oh my God, siapa yang berulang tahun?
Mirna dan suaminya yang melihat Aerin, geleng-geleng kepala. Aerin langsung makan dengan lahap, tanpa memperdulikan sekeliling yang memperhatikannya.
"Lapar banget apa lapar sangat?" Goda Mirna yang membuat Aerin tertawa. Ia berdiri dan memeluk keduanya yang sudah seperti orangtua sendiri.
"Siapa yang birthday? Kenapa tante gak kasih tau aku? Gak mau hadiah?" Aerin gantian menggoda. Keduanya saling menatap.
"Wedding anniversary, darling."
"Ah..." Aerin bangkit lagi, dan kembali memeluk keduanya.
"Happy life, Tante...Om. So, mau honeymoon kemana?" Keduanya saling menatap.

Tahun lalu Aerin menghadiahkan mereka honeymoon trip ke Jepang selama seminggu.

"Eropa ya pa?" Om Nando mengangguk.

Tentu saja dengan keberhasilan Om Nando dalam bisnisnya, keduanya bisa honeymoon kemana saja, tapi Aerin ingin keduanya merasakan apa yang ia hasilkan dari pekerjaannya.

"Alright, tante dan om pilih aja paketnya...ntar telpon aku." Aerin mengerdipkan sebelah matanya.
"Om mau kenalin kamu ke beberapa rekan kerja om."
"Not tonight, aku lelah banget dan tidak punya tenaga untuk tersenyum manis." Keduanya tertawa. 

Memang wajah Aerin tampak letih tapi pesonanya tetap memikat para pria yang lalu lalang di sekitar mereka.
Hp Aerin berbunyi, ada WA masuk.

'Stand by in 1 hour'
Pesan singkat yang membuat Aerin langsung bangkit, permisi pulang ke Tante Mirna dan tancap gas menuju ke rumahnya.
Dalam 45 menit ia sudah memarkirkan mobilnya dan langsung menuju ke ruang kerjanya yang dipenuhi dengan peralatan komputer canggih.
***

Aerin menyeduh secangkir black coffee untuk membuat ia tetap terjaga dan fokus karena staminanya benar-benar letih.

Tak lama, Robert rekan kerjanya yang juga kakak kelasnya di MIT... mengirim kode-kode di layar komputer. Tak ada percakapan lisan yang terjadi, mereka hanya berkomunikasi melalui kode-kode menjelaskan situasi terkini yang harus ditangani Aerin.
Dan dalam sekejap, jari jemari Aerin pun seperti menari-nari kencang diatas keypad... menulis kode-kode dengan super cepat, tanpa berhenti.

Jam sudah menunjukkan pukul 1 dini hari saat Aerin akhirnya bisa tersenyum puas, menekan tombol enter dengan keras dan langsung merebahkan tubuhnya ke kursi kerja dengan wajah sangat kelelahan.

Tak beberapa lama, muncul WA.

'I love you, good job honey'

Aerin tersenyum, menutup matanya untuk tidur sesaat. Ia tak sanggup lagi untuk bangkit menuju kamar tidur.
***

I'm a big big girl, in a big...🎵

Walaupun Aerin tertidur sangat lelap, tapi selalu saja ia sangat sensitif dengan suara. Itu karena perbedaan waktu dengan negara tempat teman-teman hackernya tinggal.
Pekerjaannya sebagai hacker hampir selalu dadakan tengah malam. Aerin menguap lebar sambil melihat ke layar HP.
Nama yang muncul di layar membuat ia terduduk tegak sangking kagetnya. Kenapa Arya menelpon pukul 3 pagi begini?

"Ya..."
"Semua komputer di Global Bank mati mendadak 10 menit yang lalu dan data tidak bisa diakses. Can you help?" Nada suara Arya terdengar kalut banget.

Tentu saja, blank nya semua data rekening nasabah akan berpengaruh besar pada kelangsungan hidup Global Bank.

"Oke, aku cek sekarang."
"Send me your address."
"No need to come here."
"Please..." Aerin menguap lagi, Arya bisa mendengar dengan jelas.
"Okay. I send my address and password to enter my house." Aerin memutus hubungan HP sambil menyalakan komputernya.

Tak beberapa lama, Arya menerima WA dari Aerin.

'Jardin de Paradis no 15. Password to open the gate: say 'Aerin, I am sorry' 10x. Password to open main door: say 'Aerin, I am sorry' 9x 😉. Aku ada di kamar paling ujung' 20

Arya mendelik membaca WA dari Aerin yang lengkap dengan titik koordinat. Entah apa maksud dibalik password yang aneh itu...tapi ia tak punya waktu untuk protes. Ia langsung ngebut mengikuti koordinat yang dikirim Aerin.
***

Dan disinilah ia berdiri mematung diluar pagar rumah Aerin yang super tinggi, di tengah dinginnya malam dengan hujan rintik-rintik.
Arya mendekati kotak kecil di tembok pagar dan tanpa pikir panjang mengucapkan 'Aerin, I am sorry' sebanyak 10 kali. Pintu pagar terbuka.
Arya kembali ke mobilnya dan masuk ke halaman luas yang ternyata di dalamnya ada rumah berukuran mungil nan cantik. Arya keluar dari mobilnya dan menuju ke pintu rumah.
Ia mendekati box kecil dan kembali mengucapkan 'Aerin, I am sorry' sebanyak 9x. Seperti pintu pagar, pintu utama juga langsung terbuka sendiri. Arya melangkah cepat menuju kamar paling ujung.
Ada Aerin yang sedang serius mengetik dengan cepat di depan layar komputer tanpa terganggu dengan kehadirannya. Dan Aerin masih mengenakan pakaian yang sama saat tadi ke kantor.

Arya melangkah pelan, mengambil kursi dan duduk di sebelah Aerin yang belum juga melihat kearahnya.
Kode-kode komputer yang diketik Aerin dengan cepat membuat Arya terpana. Isi ruangan kerja Aerin juga membuat Arya takjub, kecanggihan peralatan yang dia miliki bahkan jauh diatas fasilitas yang ada di kantor Global.

"Is it serious?" Tanya Arya akhirnya karena penasaran banget.
"Yup, hampir semua data berhasil dibajak," jawab Aerin tanpa berpaling. Arya langsung berkeringat dingin.
"Can you fix it?"
Aerin mengangguk. "Will take time but I'm sure it can." Arya menarik napas lega.
***

Hampir 2 jam kemudian, suasana begitu sunyi senyap...hanya terdengar suara keypad yang ditekan dengan cepat. Arya hanya diam menemani Aerin yang sudah beberapa kali menguap.
Dia sudah membuatkan secangkir kopi buat Aerin tapi Aerin belum sempat menyentuhnya. Sampai akhirnya Aerin berdiri tiba-tiba, menekan tombol enter dengan keras sebelum berpindah ke layar komputer lain.
Wajahnya tampak sangat puas, setelah mengetik sebentar di komputer lain... Aerin menarik napas lega dengan senyum lebar.

"Welcome to the real world, kid," ucapnya puas. Ia telah mengirimkan virus mematikan kepada hacker yang menyerang Global Bank.

==========

Arya yang melihat senyum puas Aerin, ikutan bangkit. Setelah sekian lama bersama di ruangan kerja Aerin, baru sekarang Aerin menatapnya.

"Done, boss."

Hp Arya langsung berdering, dari Pak Bass. Keduanya terlibat percakapan singkat yang memberitahukan kalau data sudah bisa diakses kembali.
Arya merasa sangat lega dan tak tau bagaimana meluapkan rasa bahagianya yang membuat ia secara reflek memeluk erat tubuh Aerin.
Aerin yang ngantuk berat dan sudah dalam keadaan antara sadar dan tidak, merasakan tiba-tiba tubuhnya menghangat. Arya memeluknya erat sekali, bahkan begitu melepaskan pelukan, Arya malah mengecup lembut keningnya yang membuat kesadarannya kembali pulih.
Keduanya berdiri mematung, saling menatap dalam. Arya cukup kaget dengan apa yang telah ia lakukan tadi.
Wajah cantik yang sangat dekat dengan wajahnya itu, sekarang membuat ia tak berkedip dan tak kuasa menahan gejolak kelelakiannya.
Secara sadar, Arya menundukkan sedikit wajahnya dan mengecup lembut bibir Aerin, hanya sesaat. Aerin tak merespon apa-apa dan juga tidak menolak.
Mata Aerin tampak berkaca-kaca yang membuat Arya mengelus lembut pipinya sebelum mendaratkan ciuman bibir berikutnya.

Kali ini, Arya tak kuasa untuk berhenti saat Aerin menyambut ciumannya. Arya melingkarkan tangannya ke tubuh langsing Aerin, keduanya mulai saling berciuman lebih dalam...menikmati saat lidah mereka saling melumat.
Aerin benar-benar menikmati ciuman itu, melepaskan segala kerinduan yang sudah sangat lama ia pendam.

Tiba-tiba Arya merasakan respon Aerin mulai berkurang, bahkan tak ada pergerakan sama sekali. Arya melepaskan bibirnya dari bibir Aerin dan ia cukup kaget melihat mata Aerin yang tertutup dengan napas teratur seperti tertidur.
Arya menahan tubuh Aerin agar tidak jatuh, lalu ia menggendong Aerin dan membawanya ke kamar dekat ruang santai mini, sepertinya itu adalah kamar Aerin, dan ternyata benar.
Arya menempatkan tubuh Aerin diatas tempat tidur, lalu memeriksa denyut nadi. Semuanya normal-normal saja, Aerin pasti tertidur karena sangat lelah. Akhirnya Arya tersenyum geli sendiri, apa saat Aerin membalas ciumannya tadi...dia melakukannya antara sadar dan tidak? Bagaimana mungkin seseorang bisa tertidur saat sedang hot-hot nya berciuman?
Tapi ada untungnya juga dengan tertidurnya Aerin, kalau tidak... ciuman itu pasti akan berlanjut ke hal-hal lain. Arya memutuskan menunggu Aerin terbangun, ia tidak tega meninggalkan Aerin...khawatir terjadi apa-apa.
***

Sambil menunggu Aerin bangun, Arya menghabiskan waktu berkeliling ke setiap sudut rumah. Yang paling aneh adalah, ia tak menemukan satupun photo Aerin bahkan photo keluarga Aerin, yang lazim ada di setiap rumah. Bahkan di kamar tidur Arya, ia punya photonya bersama orangtuanya.
Rumah Aerin didesain sangat minimalis dengan memadukan warna netral dan warna-warna ceria. Rumah ini memang didesain buat gadis single yang lebih banyak menghabiskan waktu diluar rumah.
Arya keluar ke taman belakang, koleksi tanaman buah yang kebanyakan sedang berbuah, membuatnya takjub. Dan ada banyak sekali pohon mangga dari berbagai jenis. Taman belakang sangat asri, penuh dengan perpohonan.

Di sudut kiri taman ada kolam renang berbentuk persegi panjang yang tidak terlalu besar. Arya melangkah ke pohon pisang yang buahnya sudah menguning, ia memetik sebuah dan melahapnya dengan nikmat.

Sudah jam 10 pagi, perutnya mulai terasa lapar. Tadi ia sempat memeriksa isi kulkas Aerin, hanya ada susu dan bumbu spaghetti. Di lemari dapur hanya ada bungkusan spaghetti mentah yang tersusun rapi. Benar-benar penikmat pasta tulen.
***

Aerin yang tertidur lelap, terbangun dengan kepala masih pusing berat. Ia menguap sebentar dan langsung bangkit begitu menyadari kalau ia masih memakai baju kerja kemarin.
Aerin langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. 15 menit kemudian ia sudah terlihat sangat segar dengan celana jeans pendek dan kaos ungu muda. Perutnya berbunyi nyaring, tentu saja sudah hampir jam 11 siang. Aerin segera keluar menuju ke dapur.
Seseorang yang sedang duduk di meja makan dan tengah menikmati secangkir kopi beserta sepiring mangga, membuat Aerin kaget.

"Pak Arya, kenapa masih ada disini?" Tanya Aerin bingung sendiri.

Benar Arya datang ke rumahnya dini hari tadi, tapi masalah dengan Global Bank sudah tuntas. Bukankah seharusnya Arya sudah meninggalkan rumahnya?
Arya yang melihat kebingungan di wajah Aerin, tersenyum penuh arti. Benar saja, Aerin tidak mengingat kejadian penting dini hari tadi.
Senyum Arya membuat Aerin tertegun dan perlahan tapi pasti... bayangan Arya memeluknya, mencium keningnya, mencium bibirnya sampai akhirnya mereka terlibat saling mencium, melintas cepat di ingatannya.

Aerin menutup mulutnya dengan wajah sangat kaget yang dalam penglihatan Arya, wajah itu penuh penyesalan.
Arya terdiam, tak tau harus merespon apa.
Benarkah Aerin menyesali momen indah yang terjadi antara mereka? Arya merasa sangat kecewa, harga dirinya sebagai lelaki seperti diinjak-injak.

"Let's forget what happened last night."

Mendengar ucapan Arya, bagaikan ada seribu panah yang menusuk dada Aerin.
Bagaimana mungkin Arya memintanya untuk melupakan kejadian tadi malam? Bagaimana mungkin ia bisa melupakan momen indah saat ia melampiaskan semua rasa rindunya?
Aerin menarik napas panjang, menguatkan dirinya. Ia tau tubuhnya tiba-tiba melemah.

"Yes, let's forget everything," balasnya dengan nada tegas.
"Sorry, I started kissing you. I can not control my self, it should not happen because I already have someone I love."

Aerin menahan airmatanya untuk tidak keluar.
Pernyataan itu sungguh menyakitkannya setelah 19 tahun menunggu.

"You can leave now." Arya mengangguk sambil bangkit. Aerin mengusirnya secara halus.
"Aerin, makasih sudah menyelamatkan Global Bank. I owe you a lot, just tell me how much you want. Take care." Dan, perasaan Aerin semakin tercabik-cabik.

Apa yang telah ia perbuat untuk Global Bank, ia lakukan dengan tulus. Kenapa Arya bisa-bisanya menganggap itu sebagai bisnis?
***

Begitu sosok Arya menghilang di pintu utama, tubuh Aerin yang lemah sudah tak sanggup bertahan. Aerin terduduk lemas di lantai, ia menangis sesunggukan dan merasakan tubuhnya sama sekali tak bertenaga.
Di ujung kesadarannya, ia masih sempat menekan satu nomor darurat di hp nya sebelum tak sadarkan diri. Dalam lima menit kemudian, dua pria tinggi besar berperawakan ala militer memasuki kediaman Aerin dengan buru-buru.
Keduanya memiliki password pintu gerbang dan pintu utama. Begitu melihat Aerin tak sadarkan diri, salah satunya segera mengendong Aerin dan melarikannya ke mobil.

Bersambung #15

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berilah komentar secara santun dan simpel

POSTING POPULER