Cerita bersambung
Karya : Dien Ocha
Kesibukan mulai terlihat di rumah keluarga Wiguna, dimana putri sulung mereka akan menikah dengan salah satu keluarga kaya di kota itu. Arleni wiguna putri sulung keluarga wiguna yang beberapa bulan lalu memutuskan untuk menikah dengan sang kekasih yang sudah di pacarinya lebih dari 5 tahun, setelah dia gagal berangkat ke paris untuk mengikuti audisi model majalah terkenal.
"Jangan bilang kamu nikah sama aku cuma karena putus asa gak bisa berangkat ke paris....." canda Ata pria tampan berwajah indo yang akan menikahi Arleni
"Emang iya......" jawab Leni panggilan akrab Arleni. Lalu tertawa mengejek pacar yang sedang duduk bersamanya.
"Jahaaaat...." Ata sok-sok an ngambek
"Bukannya kamu udah lama berharap bisa nikah sama aku???" Tanya Leni.
"Iya...... kalau bukan karena kamu yang lebih mentingin karir, mungkin dua tahun lalu kita sudah nikah" jawab Ata kesal mengingat perjuangannya melamar sang kekasih yang selalu berujung penolakan.
Leni tertawa melihat ekspresi kesal di wajah Ata.
"Tenang aja, toh....sekarang aku udah nerima kamu buat jadi suami aku" kata Leni bergelandot mesra di tangan Ata.
"Iya...karena terpaksa" jawab Ata kesal yang membuat Leni semakin gemas ingin mencium bibir manyun sang kekasih.
"Permisi......" kata Arleta adik Leni menghampiri Leni dan Ata yang asik bercanda di kursi taman belakang. "Kalian ini udah di pingit masih aja ketemu....pamali tau" protes Leta.
"Idiiiiih apaan sih.... kuno itu" kata Leni yang tak percaya dengan hal-hal semacam itu.
Ata tertawa mendengar kalimat sang kekasih.
"Ada apa Ta...??" Tanya Ata ramah pada Leta.
"Ini mas mau kasih lihat hasil akhir persiapan pernikahan kalian...." kata Leta menyodorkan berkas berkas berisi tentang persiapan pernikahan Leni dan Ata.
Leta mengambil alih semua tanggung jawab persiapan pernikahan sang Kakak dengan Ata
Karena Leta adalah pemilik Wedding Orgenaizer terkenal di kota nya.
"Bagus aku suka.... gk nyesel udah percaya sama WO terbaik di sini" kata Ata gembira melihat detail persiapan pernikahannya dengan Leni
Yang di buat se sempurna mungkin oleh Leta.
"Yang penting kan gratis hhhh..."ucap Leni bercanda
Ata mencubit pinggang sang kekasih lalu menyodorkan kembali berkas-berkas itu pada Leta.
Leta hanya tersenyum mendengar candaan sang kakak, lalu menerima berkas itu dari Ata.
"Ooo...iya jangan lupa jam 11 kita ada janji fitting baju yang terakhir" kata Leta sebelum pergi meninggal kan sang Kakak dengan calon suaminya
"Astaga gantengnya...." terdengar karyawan butik membicarakan Ata yang terlihat sempurna bak bintang idola, mengenakan setelan tuxedo berwarna hitam untuk akad nikah.
"Benar-benar pasangan yang sempurna..."satu karyawan lain ikut berkomentar ketika melihat Arleni yang terlihat cantik, dengan setelan kebaya broukat berwarna putih berekor panjang.
Arleta tersenyum mendengar pembicaraan karyawan-karyawan butik tentang kakak dan calon kakak ipar nya.
"Gimana Ta.... aku ganteng kan?" Tanya Ata menyadari Leta sedari tadi menatap tak berkedip ke arah bakal kakak ipar nya itu.
Leta tersenyum berfikir betapa beruntungnya sang kakak bisa menikah dengan lelaki sempurna yang begitu mencintainya.
"Wah...wah gak nyesel aku milih kamu buat nikah sama aku....hhhh" Leni tersenyum bahagia menatap kagum Ata.
"Aku juga gk nyesel milih kamu jadi istri ku..." kata Ata memeluk calon istrinya
Dert......dert......Hp Leni yang sedang di genggam Leta begetar. "Simon..." tertulis di layar Hp nama orang yang menelfon Leni
Menyadari Hp nya bergetar Leni melepas pelukan Ata dan mengambil Hp yang di bawa Leta.
"Kenapa Simon telfon kak...?" Tanya Leta curiga.
Simon adalah manager yang menaungi beberapa model terkenal termasuk Leni.
"Entah lah......." jawab Leni meninggalkan Leta dan Ata di ruang fitting.
"Ada apa???" Tanya Leni pada suara di seberang
"__________"
"Enak aja...... mana mungkin seminggu lagi aku nikah sama Ata"
"_________" terlihat Leni masih mendengarkan
"__________"
"__________"
"_______"
"Entah lah...." jawab Leni kemudian menutup telfon.
Ada apa dengan telfon yang seketika membuat kusut wajah Leni membuatnya tak bersemangat melanjutkan fitting Baju
=====
Dekorasi pelaminan serba putih dengan hiasan kristal di mana-mana, hanya tinggal menunggu loading besok pagi sehari sebelum akad nikah Arleni. Hidangan Catering dengan dua cita rasa pun sudah di pesan dengan baik, undangan untuk seribu tamu juga sudah di sebar dua minggu yang lalu.
Arleta terlihat sibuk memastikan semua akan berjalan dengan baik, sesekali dia memijit kepalanya yang terasa berat karena akhir-akhir ini harus bekerja keras, untuk membuat pesta yang spektakuler seperti permintaan sang kakak.
"Ta... minum dulu" kata Dion rekan kerja Leta menyodorkan kopi pada Leta yang sedang duduk di ruang kerja.
"Terima kasih....." kata Leta mengambil kopi dari tangan Dion
"Kamu pasti capek??? Aku lihat beberapa hari ini kamu lembur terus....."
"capek sih nggak, ribet iya......" kata Leta meminum capucino dingin kesukaannya. Dion pemuda slengehan yang tak kalah tampan dari Ata. Hafal benar kesukaan Leta.
"Ini baru Leni yang mau nikah, gimana nanti kalau kamu yang nikah....?" Tanya Dion membuat Leta hampir tersedak kopi di mulutnya.
"Aku nikah....." kata Leta menunjuk diri nya sendiri "sama siapa...? Pacar aja gak punya" tambah Leta yang membuat Dion tertawa kecil.
"Kamu itu cantik Leta, sebenarnya juga lebih cantik kamu dari pada Leni, apalagi kamu baik dan ramah pada siapa pun berbeda dengan Leni "
Arleta dan Arleni, kakak beradik yang terpaut 3 tahun Leni 28 tahun sedang kan Leta 25 tahun Leni tinggi semampai bak ratu sejagad. Sedangkan Leta lebih mungil menurun dari ibunya. Urusan cantik ke duanya sama cantiknya hanya sifat dan kepribadian yang tak sama.
"Pasti banyak cowok yang suka sama kamu di luaran sana, termasuk aku......" tambah Dion seketika membuat Leta tertawa.
"Aku serius Ta.....aku udah lama suka sama kamu, tapi kamunya aja yang terlalu cuek" Dion berusaha mengungkap perasaannya pada Leta.
"Jangan bercanda....." Leta masih tertawa
"Aku serius Ta......"
"Udah ah..... aku mau kerja"
"Tapi Ta....."
"Udah.....udah" Leta beranjak dari duduknya, mendorong Dion yang sedari tadi berdiri, keluar dari ruangan Leta.
"Arleta Wiguna, aku serius, aku suka dan sayang sama kamu....." teriak Dion Sebelum pintu kantor Leta tertutup.
"Astaga Dion... apa-apaan sih" gumam Leta menepuk halus dada yang berdegup kencang mengingat Dion yang baru saja menembaknya.
***
"Calon pengantin kok ngelamun aja...." kata bude Rani, kakak tertua ayah Leni yang baru tiba dari solo.
"Eeeh Bude ..."kata Leni terkejut melihat kedatangan Bude Rani.
Sebagian keluarga Wiguna yang dari luar kota sudah mulai berdatangan rumah luas dengan ruang tamu 7X8 meter pun terlihat kecil dengan keriuhan saudara-saudara Leni.
Mereka mengobrol bersama melepas rasa rindu, termasuk Leni yang dari tadi melamun di ruang tengan.
Dert......dert......dert Hp di gengaman Leni bergetar, Leni beranjak dari duduknya melangkah menjauh untuk menerima Telfon.
"Hallo.... ada apa mon?" Tanya Leni pada simon yang menelfonnya
"________"Leni serius mendengarkan
"Tapi mon....gak bisa gitu juga, pernikahan ku tinggal dua hari lagi" leni berusaha menjelaskan pada Simon
"Masih ada sehari lagi, pikirkan dengan baik ini untuk masa depan mu" Simon menutup telfonnya
"Aaaaaaaggggggghhhhhh......" Leni menghempaskan tubuhnya ke atas kasur.
"Bagaimana mungkin, aku harus mengorbankan Ata demi karir ku untuk kesekian kalinya" Leni menangis, membenam kan wajah di kasur yang dua hari lagi akan di tempatinya bersama Ata
***
"Saya terima nikahnya Arleni Wiguna binti bapak Hendra Wiguna dengan mas kawin sebesar tujuh belas juta dua puluh dua ribu tiga belas rupiah (17.022013)" Ata tersenyum melihat dirinya di cermin yang sedari tadi menjadi saksi latihan Ijab kobul yang akan di lakukannya dua hari lagi.
17022013 Ata mengungkapkan cinta pada gadis yang di gilai nya sejak masuk bangku kuliah. Dia menjaga cinta itu hingga saat ini, walaupun perlu pengorbanan waktu untuk menjadikan Leni sebagai istrinya namun pengorbanan itu setimpal dengan apa yang akan di perolehnya dua hari lagi.
***
Arleta pergi pagi-pagi buta menuju Hotel di mana ijab kobul Ata akan di laksanakan besok pagi. Hingga siang menjelang dia masih sibuk mengarah kan kru dekorasi, sore hari dekorasi sudah tertata 80%, tinggal finishing nya nanti malam.
Leta masih tetap sibuk, sesekali berteriak ketika anak buahnya melakukan kesalahan. Dia berusaha sebaik mungkin untuk tidak mengecewakan kakak dan calon kakak ipar nya.
01.00 dini hari Leta masih berada di hall milik hotel terbesar di kotanya.
"Kamu istirahat aja dulu... di sini biar aku yang handle" Dion menyarankan, melihat gadis yang kemarin menertawakan nya itu terlihat lelah.
"Ok, aku ke kamar ku dulu ya" Leta berjalan menuju kamar hotel yang sudah sebagian di sewa keluarga besarnya.
Sesampainya di kamar hotel Leta sengaja menyetel alarm di jam 4 pagi, agar dia bisa kembali menyelesaikan pekerjaannya sebelum ijab kabul di mulai.
Hp Leta berdering padahal masih pukul 3 pagi.
Terlihat tulisan mommy di layar 5"inc tersebut.
"Iyaa mam...." jawab Leta masih setengah tertidur.
"Heeemmmm...." Leta berusaha mendengarkan
"............Apa????" Mata Leta seketika terbuka lebar ketika mendengar mamanya menyebut Leni sudah pergi dari rumah
"Mungkin dia udah ke hotel mam...." Leta berusaha menenangkan wanita yang sedang menangis di seberang.
"Ok biar Leta cek dulu...." Leta menutup telfonnya.
***
"Ata....maafkan aku jika harus melakukan hal bodoh ini, aku sangat mencintai mu, tapi aku yakin kamu juga ngerti kenapa aku ngelakuin ini, ini demi aku, demi kita. Ku mohon, maafkan aku dan tunggu aku kembali ke Jakarta, setelah itu aku akan menikah dengan mu" Vidio dengan Latar bandara itu pun berakhir.
Ata yang sudah bersiap mengganti kimono hotel dengan tuxedo pun terduduk lemas, setelah menyaksikan Vidio kiriman Leni di Hpnya, Ata tak mengira gadis yang di cintai nya bisa melakukan hal setega ini, meninggalkannya dua jam sebelum pernikahannya. Dunia di depan Ata pun seakan runtuh seketika. Di tambah kedatangan ke dua orang tua nya juga orang tua Leni yang sedang mencari keberadaan Leni, bertanya pada Ata yang masih terdiam seribu bahasa. Para mama yang sedang menangis kebingungan, ayah yang saling menyalahkan.
Leta memasuki kamar yang sedang ramai karena perdebatan, melihat sosok Ata yang masih tetap diam menatap Hpnya.
Leta mendekat, Ata menyerahkan Hp pada Leta, Leta pun nampak bingung namun menerimanya, dan mulai melihat Vidio yang baru saja di lihat Ata. Air mata Leta menetes deras menyaksikan Vidio sang kakak yang tega menyakiti perasaan keluarganya dengan pergi ke paris di hari pernikahannya.
Sungguh Leta bingung bagaimana caranya menyelesaikan permasalahan yang tengah di hadapi keluarganya.
Bersambung #2
Izin Penerbitan
PERNYATAAN & IZIN PENERBITAN
Seluruh cerita disini adalah cerita fiksi belaka. Tidak ada unsur kesengajaan apabila terdapat nama atau tempat atau waktu yang sama dengan ...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
POSTING POPULER
-
Cerita Bersambung Karya : Tien Kumalasari * Setangkai Mawar Buat Ibu #01 - Aryo turun dari mobilnya, menyeberang jalan dengan tergesa-...
-
Cerita bersambung Karya : Tien Kumalasari * Dalam Bening Matamu #1- Adhitama sedang meneliti penawaran kerja sama dari sebuah perusa...
-
Cerita Bersambung Karya : Tien Kumalasari * Kembang Titipan #1- Timan menyibakkan kerumunan tamu-tamu yang datang dari Sarangan. Ada s...
-
Cerita Bersambung Oleh : Tien Kumalasari Sebuah kisah cinta sepasang kekasih yang tak sampai dipelaminan, karena tidak direstui oleh ayah...
-
Cerita bersambung Karya : Tien Kumalasari Maruti sedang mengelap piring2 untuk ditata dimeja makan, ketika Dita tiba2 datang dan bersen...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berilah komentar secara santun dan simpel