Cerita bersambung
Penulis : Bia Hikawa
Kilat mata Tari begitu menakutkan, seakan ingin menelanku. Aku tak peduli, dia yang menabuh genderang perang duluan. mau tak mau aku akan menghadapinya.
"Sejak kapan?" tanya Tari sedikit membentak.
"Apa aku perlu menjawabnya?"
Plak! Sebuah tamparan dilayangkan Tari padaku.
"Jaga sikapmu!" ku lempar kartu undangan berwarna maroon ke wajah Tari , lalu pergi meninggalkannya yang tengah histeris teriak memaki - maki diriku.
"Dasar wanita jalang, begini balasanmu terhadap sahabat sendiri!" teriak Tari histeris. Ku percepat langkah kaki untuk segera keluar dari cafe ini.
"Sarah tunggu ...!" seru Tari, disaat tanganku memegang _handle_ pintu untuk keluar. Ia menghampiriku, sekilas ada rasa iba untuknya, apalagi ia tengah mengandung saat ini.
"Aku akan memberikan apapun yang kau pinta, asal kau mau membatalkan pernikahan ini." ucap Tari dengan suara yang mulai melunak. Aku tersenyum mendengar tawarannya.
"Bagaimana bila aku meminta Aryo, apakah kau akan memberikannya?" Jawabku sinis.
Tari bergeming, tangisnya pecah. puluhan pasang mata memandang ke arah kami. Akupun keluar dari cafe itu, meninggalkan Tari yang jatuh lemas mendengar jawabanku.
Namaku Sarah, mungkin kalian menganggapku sebagai sampah, wanita jalang, penghianat dan entah umpatan jelek apalagi yang akan kalian berikan padaku setelah mengetahui bahwa akulah wanita yang telah merusak rumah tangga orang tua Tari, sahaabatku. Yahh, aku akan menikah dengan om Haris ayah Tari.
Pertemuanku dengan Tari tadi, adalah usaha Tari untuk membujuk diriku agar mau meninggalkan ayahnya.
kalian tau? bukan aku tokoh antagonis dalam kisah ini, tapi Tari.
Tari adalah sahabatku , setahun lalu ia masih menjadi sahabatku. sebelum ia mengambil Aryo dariku.
Akan ku ceritakan pada kalian siapa Tari sebenarnya.
Tari Prasetyo, cantik dan kaya raya. Ayahnya Haris Prasetyo adalah Bosku. Tari yang menyuruhku bekerja di perusahaan milik ayahnya, dijadikannya aku sekertaris yang bertugas untuk memata - matai om Haris yang dicurigai tengah menjalin hubungan dengan seorang wanita.
Aku selalu melaporkan pada Tari kegiatan Ayahnya, sehingga ia berhasil menyelamatkan rumah tangga orang tuanya, berkat diriku lah om Haris dan tante Widiya ibu Tari tidak jadi bercerai.
Meski misiku telah selesai, namun aku masih bekerja di perusahaan milik ayahnya. Hingga akhirnya aku bertemu Aryo, manejer muda di tempatku bekerja.
Aryo pria yang menarik dari segi fisik maupun sikap. aku menceritakan tentang Aryo pada Tari, bagaimana aku begitu jatuh cinta padanya. Selanjutnya hari - hariku selalu di penuhi curhatan tentang Aryo, bila aku bertemu Tari.
"Kau masih belum mengungkapkan perasaanmu pada Aryo?" tanya Tari suatu hari.
"Belum" jawabku malu.
"Pertemukan aku dengan Aryo, aku ingin mengenal pria yang telah membuat temanku mabuk kepayang" pinta Tari padaku.
Pertemuan itu pun terjadi, dan aku semakin dekat dengan Aryo, begitupun Tari. Hingga hari itu tiba, hari dimana Tari dan Aryo memploklamirkan dirinya sebagai sepasang kekasih. Ku lihat Tari begitu bahagia, tak ada rasa bersalah sedikitpun di matanya saat kutanyakan
"Kenapa Ri?"
"Entahlah, terjadi begitu saja," ucapnya sambil tersenyum sumringah
"Kau tak marahkan?, aku akan menikah dengan Aryo dia melamarku" Tari memamerkan cicin di jari manisnya. disitulah aku sadar Tari bukanlah sahabatku.
Belum puas Tari menikamku, dia pun menyuruhku untuk menyiapkan pesta pernikahannya. Mulai dari baju pengantin, gedung, undangan dan bulan madu. Semua aku yang mengurusnya.
Seminggu setelah pernikahan. ku tenggelamkan diriku pada pekerjaan. Menemani Om Haris ke luar negeri sudah menjadi tugasku sebagai sekertarisnya. Ku akui Om Haris di usia lima puluh tujuh, masih Terlihat muda. Dengan wajah tampan mirip aktor Rico Tampati, dan tubuh atletis.
Entah setan mana yang memberikan aku ide untuk menggoda ayah temanku.
Saat perjalanan bisnis ke paris ia memintaku untuk menemaninya tidur, Aku menolak.
"Saya bukan pelacur, tapi bila bapak begitu ingin tidur dengan saya, kita harus menikah." ucapku saat menolak permintaannya.
Reaksi om Haris sungguh di luar dugaan, sepulang dari paris ia langsung menceraikan Tante Widiya, dan memilihku.
==========
Akhirnya pernikahan pun terjadi. Dan kini setelah pesta usai om Haris membawaku kesebuah kamar hotel yang begitu mewah.
"Sampai kapan kau akan tetap memakai gaun pengantin itu?" tanya om Haris saat keluar dari kamar mandi.
Akupun bergegas mengambil baju ganti yang masih tersusun rapih di koper kecil yang kubawa, dan segera masuk ke kamar mandi.
Seribu pertanyaan melintas di kepalaku saat ku membilas tubuh. Apa yang harus aku lakukan saat keluar dari ruangan berbilas ini. Apakah aku harus melayani om Haris layaknya seorang istri?
Achh! Jeritku tertahan, kubenamkan kembali tubuh ini di _bathup_. selang dua menit kuangkat kepala yang ikut terendam untuk mengambil nafas.
"Sarah, kau baik-baik saja?" suara om Haris terdengar dari luar.
Tok! Tok! Tok! Ketukan pintu membuat aku semakin takut untuk keluar dari kamar mandi ini.
"Keluarlah, aku ingin bicara!" seru om Haris.
"Iya, sebentar." jawabku kikuk. Harusnya tadi aku jadi membeli obat tidur agar tidak perlu melayani om Haris. Aku memang sudah gila mengambil keputusan tanpa berfikir panjang.
Huff! Ku hembuskan nafas saat menatap diri ini di Cermin, "Oke Sarah, kita hadapi bersama semua ini, kau pasti bisa. Minta maaf padanya dan katakan kalau pernikahan ini adalah sebuah kesalahan." ucapku pada cermin yg memantulkan bayangan diri.
Rambutku setengah kering saat keluar dari kamar mandi, dengan mengenakan piyama model celana dan kaos.
"Duduklah." suara bariton om Haris terdengar lebih santai.
"Pandanglah aku." pinta om Haris
"A-apa?" jawabku kikuk. Namun kuangkat juga wajah ini untuk memandangnya. Tampan, om Haris terlihat begitu tampan , mungkin orang lain yang tak mengetahui berapa usianya, akan mengira om Haris pria berusia tiga puluhan, dan single. Sama sekali tak terlihat bahwa ia akan menjadi seorang kakek, mungkin karena dia banyak duit,jadi terawat dan selalu terlihat muda.
"Jangan terlalu lama menatapku, nanti kau bisa jatuh cinta sama kakek - kakek" ucap om Haris membuat aku tersadar bahwa diri ini telah mengaguminya tadi.
"Sarah, aku takan meminta kau menjadi istriku sepenuhnya malam ini, tapi sebagai gantinya kau harus menceritakan apa alasanmu mau menikah denganku?" tanya om Haris, membuatku kaget dan berasa sedang diintrogasi.
"tidak tau." jawabku asal
"Baiklah, tapi aku menikahimu karena aku tertarik padamu Sarah. Mungkin terdengar menjijikan tapi itulah faktanya." om Haris memberikan buku bersampul hitam padaku.
"Bukalah" pinta om Haris.
Ku buka buku itu, ada sebuah foto yang sudah usang. Mataku terbelalak melihat gambar wajah di foto itu.
"Dia mirip denganmu bukan? Itu sebabnya aku tertarik padamu. namanya Laras dia wanita yang aku cintai sebelum menikah dengan tante Widia."
"Kenapa om tidak menikahinya dan memilih tante Widia?"
"Dia meninggal dalam sebuah kecelakaan."
"Oo ..., maaf." ku lihat wajah om Haris yang berubah sendu, semakin terlihat begitu tampan. Ups, kenapa dari tadi aku begitu mengagumi wajah om Haris.
"Lalu apakah balas dendammu sudah selesai setelah menikah denganku?" tanya om Haris, membuatku kaget. Bagaimana ia bisa tau motip ku bersedia menikahinya?
Bersambung #2
Izin Penerbitan
PERNYATAAN & IZIN PENERBITAN
Seluruh cerita disini adalah cerita fiksi belaka. Tidak ada unsur kesengajaan apabila terdapat nama atau tempat atau waktu yang sama dengan ...
Rabu, 19 Agustus 2020
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
POSTING POPULER
-
Cerita Bersambung Karya : Tien Kumalasari * Setangkai Mawar Buat Ibu #01 - Aryo turun dari mobilnya, menyeberang jalan dengan tergesa-...
-
Cerita bersambung Karya : Tien Kumalasari * Dalam Bening Matamu #1- Adhitama sedang meneliti penawaran kerja sama dari sebuah perusa...
-
Cerita Bersambung Karya : Tien Kumalasari * Kembang Titipan #1- Timan menyibakkan kerumunan tamu-tamu yang datang dari Sarangan. Ada s...
-
Cerita Bersambung Oleh : Tien Kumalasari Sebuah kisah cinta sepasang kekasih yang tak sampai dipelaminan, karena tidak direstui oleh ayah...
-
Cerita bersambung Karya : Tien Kumalasari Maruti sedang mengelap piring2 untuk ditata dimeja makan, ketika Dita tiba2 datang dan bersen...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berilah komentar secara santun dan simpel