Cerita bersambung
"Ma, Ma... Itu tandanya dia lakukan itu bukan karena Alloh, tapi karena cari perhatian Arman doang..."
"Arman sayang, mungkin sekarang dia melakukan itu karena kamu, mudah-mudahan nanti suatu saat ia lakukan karena memang menyadari bahwa itu kewajiban sebagai muslimah... Makanya, mama suruh kamu jangan buru-buru nikah sama dia, kita tunggu setahun ini, kita lihat perkembangannya.
Mama percaya lama kelamaan dia berubah lebih baik," jelas Irma kepada anak semata wayangnya.
"Ma, sebenarnya Arman sudah kepengen nikah sejak tahun lalu, udah pengen cari istri. Eh mama bilang Arman udah dijodohin. Tapi Arman ga mau sama Dewi kalau dia kayak gitu."
"Sabar dulu ya, Nak... Makanya mama sarankan jangan buru-buru nikahnya. Tahun depan aja. Ni kan baru 3 bulanan kalian tunangan. Masih ada waktu untuk kita lihat perkembangan hubungan kalian. Kita lihat aja. Oke?"
"huuufft..." Arman menghembuskan nafas malas. Irma tidak tahu bahwa Arman kini telah melabuhkan hati kepada gadis lain.
***
Sudah hampir 3 pekan Risa tidak masuk kerja, dan pekerjaannya sementara diserahkan kepada Susan dan beberapa staf lainnya.
Arman merasa hatinya rindu akan sosok manis itu, walau dia bisa saja mendatangi rumahnya karena Risa dan Rino hanya 2 pekan dirawat pasca operasi dan setelah itu boleh rawat jalan, dan masa pemulihan memang tentu perlu waktu. Rino sudah mulai sekolah, namun Risa belum mulai bekerja dikarenakan selain pemulihan dirinya sendiri, dia juga masih intens mengurusi adiknya yang harus dengan pengawasan ekstra setelah melakukan transplantasi ginjal.
Arman merasa segan jika ia harus mendatangi rumah kontrakan Risa, sebab dia tidak mau ada gosip beredar di kantornya. Sedang ia diketahui telah mempunyai calon istri.
Karyawan lain tidak mengetahui bahwa Risa meminjam uang pribadi Arman untuk biaya operasi dan rumah sakit. Arman tidak mau mereka menganggap kalau ia mempunyai perhatian khusus kepada gadis satu itu. Padahal itulah kenyataannya.
Sebenarnya para karyawan beberapa pekan ini sudah mulai merasa kesulitan karena berkurangnya personel dan pekerjaan terasa menumpuk, tapi mereka sadar dan memahami keadaan Risa saat ini. Jika Arman menggantinya, kasian dia. Tidak mudah mencari pekerjaan yang cocok dengan keahlian dan gaji yang lumayan zaman sekarang.
Namun Arman cukup menyadari keluhan karyawannya. Ini masuk pekan ke 3 Risa tidak masuk kerja. Akhirnya dia memutuskan sebaiknya segera mencari pengganti Risa agar kinerja perusahaan bisa berjalan dengan suasana normal. Dan dia juga memutuskan sesuatu tentang Risa.
***
"Assalamualaikum." Sambil mengetuk pintu rumah kontrakan Risa, Arman mengucap salam.
Terdengar ketukan pintu dari luar, Risa yang baru saja hendak merebahkan badan pun segera beranjak dari tempat tidurnya. Ini sudah jam 8 malam, siapa yang bertamu?
Rino menjawab salam, kemudian membuka kunci pintu ruang tamu. "Ooh, Pak Arman. Silahkan masuk, Pak... Ada perlu dengan kak Risa ya?"
"Iya. Apa kabar kamu, Rino?"
"Alhamdulillaah sudah lebih baik, Pak. Bapak gimana kabarnya? Duduk dulu, sebentar Rino panggilkan kak Risa."
"Alhamdulillaah, saya baik. Iya." Arman masuk kemudian duduk.
Rino pun bergegas menuju ke dalam hendak memanggil Risa. Risa sudah di depan pintu kamar dan bertanya kepada Rino "Siapa?"
"Bos kakak," jawab Rino.
"Ooh, sebentar kakak ganti baju dulu, bilang tunggu sebentar ya." Risa masuk kembali ke dalam kamar dan mengganti baju serta memakai kerudungnya.
Rino membuatkan teh hangat lalu mempersilahkan Arman minum. "Minum tehnya, Pak. Kak Risa ganti baju dulu."
Arman menjawab dengan senyuman.
Tak berapa lama Risa pun muncul. Rino kembali masuk ke ruang tengah yang hanya disekat bufet kecil dari ruang tamu. Dari tadi setelah sholat isya dia sibuk dengan tumpukan buku pelajaran, karena tak lama lagi dia akan menghadapi UN.
"Gimana kabarnya, Pak?" tegur Risa seraya mendudukkan bokongnya di sofa.
"Alhamdulillaah, baik. Kamu sendiri gimana kabarnya?"
"Alhamdulillaah, Pak. In syaa Alloh sudah membaik, Rino juga alhamdulillah sudah mulai sekolah lagi. Teman-teman gimana kabarnya, Pak?"
"Baik, alhamdulillah. Hemm..." ada kebimbangan Arman untuk meneruskan omongan.
Risa melihat raut yang tak nyaman dari Arman, sambil tersenyum getir ia bertanya, "Tumben, bapak malam-malam ke sini?"
Arman dengan berat hati bicara, "Maaf, Risa... Beberapa hari ini kamu sudah saya gantikan dengan Boby sekretaris baru. Di perusahaan lagi sibuk banget menjalankan beberapa proyek lama yang belum rampung, ditambah proyek yang baru masuk dan harus dikerjakan dengan segera. Untuk itu mau tidak mau saya harus mencari pengganti kamu, karena kami keteteran dengan pekerjaan yang menumpuk. Boby rekomendasi dari pak Sandi."
Risa kaget. "A... Artinya saya diberhentikan, Pak?"
"Maaf..," jawab Arman singkat.
"Ta-tapi gimana saya harus membayar hutang saya ke bapak kalau saya tidak bekerja?" terasa sesak di dada Risa mendengar kabar ini. Dia kesal kenapa Arman mengambil keputusan sepihak tanpa menghubunginya dahulu. Kalau tahu begitu Risa akan usahakan bekerja lagi, walau belum pulih sepenuhnya.
"Hemm, Risa, kamu ga usah khawatir."
Risa heran dengan jawaban Arman lalu mengerutkan dahinya. Dia bingung mau bicara apalagi. Dalam pikirannya akan sulit lagi ia mencari pekerjaan, dan bagaimana dengan hutangnya.
"Risa...., saya ingin... melamar kamu jadi istri saya."
Seakan nafas tercekat, Risa bingung, apalagi ini.
"Hah?!"
==========
"Iya, saya melamar kamu, kamu mau jadi istri saya?" ulang Arman meyakinkan Risa bahwa apa yang dia dengar itu benar.
"Maksud bapak gimana? Bapak kan sudah tunangan dengan mba Dewi anak teman ibunya bapak?" Risa tidak percaya dengan apa yang didengarnya, dia tau karena info tentang pertunangan Arman sudah beredar luas di kantor, dan Dewi sudah sering kali datang ke kantor sekedar mengunjungi Arman.
[Risa]
Aku tak memahami apa yang ada di hati dan pikiran pak Arman. Mengapa dia melamarku, sementara ia sudah mempunyai calon istri yang pasti cantik dan selevel dengannya. Aku ini apalah, hanya seorang gadis yatim piatu yang sama sekali tidak pantas dan sampe hari ini pun, yaitu hari pernikahan kami aku tidak habis pikir apa yang menjadikan ia mau mempersuntingku. Dia bilang sudah tertarik denganku sejak baru-baru aku bekerja di perusahaannya, tapi mengapa? Apa sebab ketertarikannya? Entahlah.
"Saya terima nikahnya Risa Arumi Binti Muhammad Yahya kakak kandung Anda dengan maskawin tersebut tunai!" ucap qobul pak Arman yang lantang disambut dengan sahutan SAH oleh para saksi. Pernikahan ini diwalikan oleh Rino adik kandungku.
Kemudian penghulu pun memandu doa keberkahan bagi kami berdua.
Setelah lamarannya dua pekan yang lalu, akhirnya kami sah menjadi suami istri walau tidak ada acara walimah yang mewah.
Pak Arman hanya menyuruh kami untuk mengurus akad dan surat menyurat saja, tanpa kehadiran seorangpun dari pihak keluarganya juga keluargaku dari Bandung, bahkan ibu Pak Arman sendiri pun tidak diberitahu. Dia hanya bilang nanti akan tiba masanya mereka semua akan dikabari.
Jangan bertanya mengapa aku menerima lamaran yang dia ajukan, aku tak punya pilihan lain selain itu. Aku sangat berhutang budi kepada Pak Arman atas apa yang telah ia keluarkan untuk kesembuhan Rino saudaraku satu-satunya.
Sedikitpun aku tak pernah terbersit akan berada si posisi seperti ini. Karena selama ini aku belum pernah tertarik untuk mempunyai hubungan lebih jauh dengan lelaki. Apalagi menikah dengan cara sembunyi-sembunyi dari keluarga seperti ini!
Mungkin aku terlalu disibukkan oleh berbagai macam permasalahan keluargaku beberapa tahun belakangan. Ayah sakit, kemudian meninggal. Begitu juga Rino yang baru beberapa bulan yang lalu ku ketahui ia mengalami gagal ginjal. Kukira selama ini ia mengalami masalah pencernaan karena sering merasa sakit di sekitar perut. Ternyata.. Ah sudahlah...
Ya Alloh, kuserahkan skenario hidupku hanya kepada Engkau, tuntunlah hambaMu ini agar selalu di jalan yang KAU ridhai.
Pak Arman membawa kami ke rumah yang katanya baru dibeli beberapa hari yang lalu. Rumah itu disediakan khusus untuk tempat tinggalku dan Rino, juga untuk dia yang kini menjadi suamiku. Semua surat kepemilikan rumah itu diurus atas namaku.
Di depan rumah, pak Arman menyediakan sebuah butik pakaian syar'i sederhana yang dia sediakan untukku kelola, karena aku bilang mungkin aku akan merasa bosan jika sendiri di rumah tanpa banyak kegiatan. Lagian pagi hingga sore Rino belajar di sekolah, dan pak Arman sendiri bilang ia hanya sesekali saja mendatangiku sebab tak mau ibunya curiga jika ia ketauan sering nginap di luar rumahnya.
Rino sudah kelas 12, sebentar lagi ia akan ujian nasional dan kemudian akan melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Rino termasuk siswa berprestasi, dan dia bercita-cita menjadi dokter karena mengingat kisah hidup kami yang mana ibu dan ayah meninggal dunia karena sakit dan kekurangan biaya, makanya kami selalu kesulitan untuk berobat. Ia mempunyai impian agar dengan kemampuannya di bidang kesehatan maka akan bisa membantu banyak orang dengan keahliannya itu supaya orang yang mempunyai kesulitan dalam biaya pengobatan tidak harus banyak mengeluarkan uang. Itulah harapan adikku sehingga dia benar-benar serius dalam usaha menggapai cita-citanya tersebut.
***
"Rencana kamu setelah lulus SMA mau melanjutkan kuliah ke mana, No?" tanya pak Arman di sela-sela makan malam kami di rumah baru.
Bersambung #3
Izin Penerbitan
PERNYATAAN & IZIN PENERBITAN
Seluruh cerita disini adalah cerita fiksi belaka. Tidak ada unsur kesengajaan apabila terdapat nama atau tempat atau waktu yang sama dengan ...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
POSTING POPULER
-
Cerita Bersambung Karya : Tien Kumalasari * Setangkai Mawar Buat Ibu #01 - Aryo turun dari mobilnya, menyeberang jalan dengan tergesa-...
-
Cerita bersambung Karya : Tien Kumalasari * Dalam Bening Matamu #1- Adhitama sedang meneliti penawaran kerja sama dari sebuah perusa...
-
Cerita Bersambung Karya : Tien Kumalasari * Kembang Titipan #1- Timan menyibakkan kerumunan tamu-tamu yang datang dari Sarangan. Ada s...
-
Cerita Bersambung Oleh : Tien Kumalasari Sebuah kisah cinta sepasang kekasih yang tak sampai dipelaminan, karena tidak direstui oleh ayah...
-
Cerita bersambung Karya : Tien Kumalasari Maruti sedang mengelap piring2 untuk ditata dimeja makan, ketika Dita tiba2 datang dan bersen...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berilah komentar secara santun dan simpel