Izin Penerbitan

PERNYATAAN & IZIN PENERBITAN

Seluruh cerita disini adalah cerita fiksi belaka. Tidak ada unsur kesengajaan apabila terdapat nama atau tempat atau waktu yang sama dengan ...

Sabtu, 10 Oktober 2020

My Boss... I Love U #5

Cerita bersambung
(side-a)

Getaran halus menyapa relung hati Reyhand saat nafas Nadia Kasih Ayunda menerpa lembut pipinya selama dirinya memasang sealtbeth. Sedang hati Nadia bergemuruh. jantungnya berdetak lebih dari normal. Nadia sempat berfikir harus memeriksakan jantungnya yang dirasa berfungsi tidak baik.

"Sial", Umpat Reyhand dalam hati, yang merasa jantungnya berdegup kencang.
Selama perjalanan mereka hanya diam. sekali-sekali pemuda itu melirik ke arah Nadia yang duduk kaku menegang, bibirnya agak bergetar karena dingin.
Reyhand mematikan ac mobilnya
"Ke arah mana rumahmu?"
"Eh,, nanti didepan belok ke arah kanan"
Jawabnya sedikit gugup.

Tak lama mobil Rey membelok mengikuti intruksi dari Nadia.
"Tolong berhenti didepan rumah yang bercat biru itu"
Nadia menunjuk sebuah bangunan sederhana tempat kostnya. Rey segera menghentikan mobilnya tepat didepan pintu pagar kost Nadia.
"Te- terimakasih sudah mengantarku pulang"
Rey menganggukkan kepalanya
"Tapii,, motorku gimana?"
"Motormu aman dibasemen, besok pagi aku jemput kemari"
"Tidak usah pak, biar saya ikut motornya Nurfadilla saja"
"Terserah.."
Ujar Reyhand dengan nada dingin, sambil membukakan pintu mobil dari dalam menyilahkan gadis itu untuk segera turun.
Setelah Nadia turun, Reyhand melajukan mobilnya dengan cepat. Nadia berlari ke arah rumah kostnya menghindari hujan yang tinggal menyisakan gerimis.
***

Rey melemparkan jas kerjanya diatas kasur king sizenya, melepas sepatu serta kaus kaki, lalu berjalan memasuki kamar mandi dan mengguyur tubuhnya dengan air shower tanpa membuka kemeja dan celana kerjanya.
Bayangan wajah lugu Nadia bermain dikelopak matanya. dan nafas gadis itu masih terasa hangat dipipinya membuat hati Reyhand kalut.
***

Tiit, tiiitt suara klason seolah memanggil sipemilik rumah untuk segera keluar.
"Iyaa sebentaarr"
Teriak Nadia sambil menyambar tas selempangnya dan sejenak bercermin membetulkan jilbab birunya.
Setelah yakin merasa sudah rapih Nadia bergegas keluar dan mengunci pintu kostnya.
Saat gadis itu membalikkan tubuhnya deegg..
"Pak bos.."
Nampak Rey sudah rapi berdiri sambil bersender kebadan mobilnya dengan kaki disilangkan, tangan dilipat didepan dada, dan bibirnya melengkungkan senyum tipis.
Sesaat Nadia terkesima dan kemudian menepiskan fikirannya.
"Astaghfirullah sadar kamu Nad..!"
Bisik hatinya.
***

Dalam langkah pelannya menuju ke arah Reyhand, fikiran Nadia sempat berkelana menilai sosok pemuda yang notabenenya adalah bosnya.
'Pak bos kadang terlihat baik dan manis sikapnya, kadang jutek dan menyebalkan, tapi lebih banyak menyebalkannya'
"Apa yang kau fikirkan?"
Suara Reyhand mengejutkan Nadia yang tak sadar telah berdiri didekat bosnya.
"Eehh bukan apa-apa"
Reyhand mengedikkan bahunya sambil membuka pintu mobil
"Adilla mana..?"
Rey tak menggubris pertanyaan Nadia
"Masuk.."
"Tapi Dill.."
"Dia sudah berangkat.."
Potong Rey dengan suara dinginnya, Nadia tak banyak bertanya lagi dan segera memasuki mobil bosnya.
Rey segera melajukan mobilnya berpacu dengan kendaraan yang lain membelah kemacetan.
"Pak bos.."
Suara Nadia memecahkan keheningan didalam mobil.
"Hhmmm.."
"Terima kasih untuk hari ini dan tadi malam"
Rey menganggukkan kepala.
"Dan.."
"Dan apa..?" potong Rey..
"Maaf atas sikapku dulu yang menyebalkan dan mengatai pak bos be.. bego.."
"Trus.."
"Sombong dan sok kegantengan"
"Bukannya benar aku ganteng..!"
Celetuk Reyhand sambil melirik sejenak ke arah gadis yang duduk disampingnya dengan mengangkat alis sebelah lalu kembali fokus ke depan.
"Aahhh"
Nadia membulatkan matanya, Rey terkekeh pelan.
"Menyebalkan" batin Nadia
"Satu lagi" ujar Rey..
"Apa?"
"Kamu ingat ingin meremasku hingga bubuk"
Perkataan Rey sukses membuat wajah Nadia panas dan merah merona. Nadia segera memalingkan wajahnya ke arah kaca pintu sambil menggigit jari telunjuknya.
Rey tertawa semakin membuat gadis itu menciut malu.
"Apa kau masih betah didalam mobil bersamaku?"
"Eh, ma- maksud pak bos?"
"Kita sudah sampai"
"Astaghfirullah, maaf"
Nadia dengan cepat membuka pintu dan berlari memasuki mall dengan perasaan berkecamuk terlebih rasa bodoh dan malunya tak bisa diajak toleransi.
Rey melanjutkan tawanya sambil membawa kuda besi beroda empatnya menuju parkiran diatas.
***

"Hai Nad ko buru-buru amat sih kaya ngejar maling"
Tanya Nurfadilla Basri heran
"Kamu kenapa tadi ga nungguin aku sih Dill? kan aku malem dah chat berangkat pagi bareng"
"Sorry Nad, abis tadi aku lihat pak bos udah stand bye didepan kosanmu, tau sendiri kalo disamperin dia suka jutek, ya udah aku tinggalin kamu bareng sama pak bos"
"Uuh menyebalkan tau ga?"
"Tapi kamu senang kan dijemput pak bos?"
"Senang apanya, dia bikin aku ilfeell, sebel"
Adilla tertawa melihat wajah cemberut sahabatnya.

==========
(side-b)

Mobil Reyhand memasuki halaman mansionnya. dahinya mengrenyit melihat dihalaman terparkir satu kendaraan yang dirasa tidak asing.
"Assalamualaikum"
"Wa'alaikumsalam"
Suara beberapa orang menjawab salamnya.
"Sudah pulang nak?"
Amanda mengapit putranya untuk duduk, ternyata mobil diluar itu milik orang tua Riska dan kini Rey sedang duduk berhadapan dengan mereka.
"Apa kabar om, tante"
"Alhamdulilah kami baik-baik saja, kamu sendiri gimana kabarnya Rey?" Om Sadino balik bertanya.
"Alhamdulilah Rey juga baik om"
"Syukurlah kalau begitu, kerjamu bagaimana lancar-lancar saja"
"Alhamdulilah semua lancar dan baik tak ada masalah"
Rey menanggapi enteng setiap basa basi yang dilontarkan Sadino.
Rey paham betul tujuan mereka kemari pasti ada maksud tertentu, apa lagi kalau bukan masalah perjodohan.
Suatu pembicaraan yang membosankan dan tak bermutu bagi Reyhand.
"Papih Reeyy.."
Suara nyaring anak kecil bergema sontak membuat Rey memalingkan muka kearah sipemilik suara
"Zaraa.."
Rey menghampiri keponakannya dan segera memangku gadis cilik berusia lima tahunan itu.
Zara segera menghambur ke pelukkan Reyhand
"Papih kangen sekali sayang" ujar Rey sambil mencium gemas keponakannya yang tertawa kegelian.
"Udah pih udah ciumnya Zara geli"
"Iya, iyaa abis papih kangen"
Rey terkekeh sambil menurunkan Zara dari gendongannya.
"Ayo pih kita ke bunda"
"Bundamu dimana?"
"Bunda lagi dibelakang sama tante Riska"
Gadis cilik menarik tangan Rey agar mengikuti langkahnya
"Om, tante Rey tinggal dulu"
"Iya silahkan Rey, om sama tante disini saja"
"Udah sana Rey, sekalian temui Riska kasian nunggu kamu dari tadi" sahut Amanda. Rey hanya mengangguk.
"Bundaa, papih Rey sudah datang"
Teriak Zara sambil berlari ke arah wanita cantik berjilbab syar'i.
Artha Mevia Hadinata kakak kandung Reyhand bunda dari gadis cilik yang bernama Zara.

Artha memeluk sang adik
"Bang David mana?"
Tanya Rey yang tak melihat keberadaan suami dari kakaknya itu.
"Bang David lagi sibuk, dia sedang keluar kota"
"Jadi kalian hanya berdua kemari?"
"Tuuh ponakkan manjamu merengek-rengek ingin ketemu kamu"
"Abisnya papih Rey udah lama ga ke rumah sih"
"Papih Rey agak sibuk sayang, insya Alloh nanti kalo ga sibuk papih ke rumah Zara, ok"
"Ok,, jangan lupa bawa..?!?"
"Es cream"
"Yeeaaayy"
***

Kebersamaan dan keakraban Reyhand denga Zara Sheinafia sang keponakkan terlihat begitu bahagia. Zara sigadis cilik yang imut lebih dekat dengan adik bundanya. Berhubung David sang ayah jarang dirumah selalu sibuk dengan bisnisnya hingga sering ke luar kota, karena itu sedari bayi Rey sering menemani keponakkannya, karena itu Zara sering memanggilnya papih seperti ayahnya sendiri. Reyhand sendiri tidak keberatan dengan panggilan itu.
"Ayo sayang, hari sudah sore mandi dulu yuk" ajak Artha mengambilnya dari gendongan Rey.
Artha bermaksud membawa putrinya agar Riska yang sedari tadi diacuhkan adiknya bisa bicara berdua dengan Reyhand.
Zara menurut dan berpindah kepangkuan bundanya.
Rey sedikit kesal Artha meninggalkannya berdua dengan Riska.
"Reey"
"Iya.."
"Kita jalan yuk?"
"Sorry Ris, aku capek"
"Ayoo dong Rey bentar aja, udah lama kita ga jalan" rengek Riska (kumat manjanya).
"Tapi aku benar-benar capek Ris, ingin istirahat"
Rey beranjak dari tempatnya
"Reyhaannd"
Rey terkesiap dengan suara Amanda yang sudah berdiri dibelakangnya bersama Alda.
"Ko kamu gitu sama calon istrimu Rey?"
Riska merajuk sambil memeluk pundak Alda ibunya.
"Kasihan Riska jauh-jauh datang pengen jalan sama kamu malah ditolak, ini kesempatan buat kamu biar kalian lebih saling mengenal"
"Mih, Rey kenal Riska udah lama"
"Maksud mamih lebih mendalami perasaan kalian"
"Tapi mih.."
"Reeyy.." potong Amanda sambil melotot
"Ok,,ok, Rey mandi dulu"
Tanpa menunggu lagi intruksi dari mamihnya Rey pergi ke kamar dengan perasaan dongkol.
"Riska kamu yang sabar ya ngadepin Rey, kamu kan udah udah tau sifat Rey gimana, mamih yakin kamu bisa merubah Rey supaya mencintai kamu, asal kamu bisa merubah penampilan seperti yang pernah mamih bilang"
"Mamih Manda tenang saja, Riska mencintai Rey. Rey juga pasti akan mencintai Riska"
Amanda dan Alda tersenyum senang.
"Tenang aja, seorang Riska akan membuat Rey bertekuk lutut dihadapanku"
Bisik hati Riska dengan senyum sinisnya.
***

Rey menjalankan mobilnya dengan malas, andai bukan karena mamihnya sungguh Rey ingin melewati sore ini dengan istirahat bersama keponakkannya Zara.
"Rey, kita ke caffenya Ricky, ya?"
Rey mengangguk
"Kamu ga apa-apakan Rey?"
"Tidak apa, aku hanya lelah saja.."
Riska memasang wajah menyesal, walau hatinya berbunga rencananya ngajak Rey jalan berhasil tak peduli Rey lelah atau malas.

Bersambung #6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berilah komentar secara santun dan simpel

POSTING POPULER