Izin Penerbitan

PERNYATAAN & IZIN PENERBITAN

Seluruh cerita disini adalah cerita fiksi belaka. Tidak ada unsur kesengajaan apabila terdapat nama atau tempat atau waktu yang sama dengan ...

Sabtu, 04 Juni 2022

Jalan Jodoh Sang Dokter #17

Cerita Bersambung

Acara lamaran berlangsung sesuai urut-urutan yang telah dilaksanakan.
Sambutan dari perwakilan masing-masing keluarga, hingga acara puncaknya yaitu penyematan cincin.
Ibunda Fajar yang menyematkan cincin itu di jari manis Fira.
Tak seperti lazimnya pertunangan pada umumnya yang saling bertukar cincin.
Mengingat Fira dan Fajar belum sah sebagai suami istri, yang artinya mereka berdua belum boleh bersentuhan kulit.

Hanya Fira yang mengenakan cincin emas karena dalam Islam lelaki tidak boleh mengenakan emas.
Ada pilihan bagi Fajar untuk memakai cincin berbahan perak atau logam lain.
Tapi sebagai residen orthopedi yang dekat dengan dunia operasi, Fajar memilih tidak mengenakan aksesoris apapun di tangannya, termasuk cincin nikah.
Repot jika harus lepas pasang saat cuci tangan aseptik dan tindakan operasi.
Lagipula cincin dan semua aksesoris tangan memang dilarang untuk pekerja medis karena menimbulkan risiko infeksi karena celah dan lekuk yang potensial jadi sarang kuman.
Jika ada yang berpendapat cincin adalah salah satu bukti cinta, bukankah masih banyak bukti cinta lain yang lebih nyata.
Naysilla sudah kembali dalam gendongan Bu Halimah, dengan dialasi baju Fira tentu saja.
Bayi itu tertidur lelap, mungkin capek karena bergantian digendong sejak tadi, termasuk saat pengambilan foto keluarga.

Tak berapa lama kemudian acara selesai, para tamu dipersilahkan menikmati hidangan yang tersedia.
Untuk keluarga inti disediakan tempat sendiri di dalam rumah.

"Fi, mau ikut makan di dalam...?"
Fajar sebenarnya ragu menawari sahabatnya.
Rasa cemburunya tentu akan terpantik jika melihat calon istrinya tidak mengalihkan tatapan pada Raffi.

"Nggak, Jar. Aku bukan keluarga inti. Biar di sini aja sama yang lain," Jawab Raffi.
Ia pun merasa tawaran Fajar hanya sekedar basa-basi.

Fajar berbalik masuk ke dalam rumah.
Dilihatnya Fira sudah menunggu di ambang pintu dengan memeluk Naysilla dalam gendongannya.
Bahagia hati Fajar tak terkira.
Langkah pertamanya untuk kembali memiliki keluarga yang lengkap baru saja ia lalu.
Keyakinan hatinya makin kuat bahwa ia berjalan di jalur yang tepat.

"Sayang, itu Papa. Nay pasti kangen. Udah lama nggak ketemu, kan...? Papa sibuk buat masa depan Nay juga,"
Fira berceloteh riang sambil menyerahkan Naysilla untuk digendong ayah kandungnya.
Berdua mereka bersama memasuki rumah.
Pemandangan romantis yang disaksikan Raffi dengan hati merana.

"Wah kalian beneran cocok ya...! Wes pantes jadi pasangan halal", Goda Nafisa, kakak kandung Fajar.

Kedua sejoli itu tidak menjawab.
Mereka menikmati hidangan yang tersedia dalam diam.
Keluarga dokter Kusuma menjamu calon besannya dengan sangat istimewa.
Bermacam hidangan dari cemilan, makanan inti, hingga dessert yang manis dan menggiurkan tersedia di meja makan luas itu.
Tak lupa makanan khas Sragen seperti bothok mercon dan sambel tumpang ikut disuguhkan.

"Alhamdulillah, terimakasih atas sambutan istimewanya, Pak Kusuma. Senang sekali kita nanti akan jadi keluarga. Semoga jalan anak-anak kita untuk berjodoh dimudahkan Alloh,"
Pak Irsyad mengawali pembicaraan usai semua menyelesaikan santapannya.

"Sami-sami Pak Irsyad, kami juga bahagia dengan rencana pernikahan anak-anak kita. Meski begitu ada beberapa hal yang mungkin perlu kita bicarakan soal detail akad nikah dan walimatul 'ursy nya," Ucap dokter Kusuma.
"Nggih, monggo Pak.....! Kami selaku pihak laki-laki manut saja. Dan karena anak saya Fajar sudah saya anggap dewasa, semua keputusan saya serahkan padanya. Kami orang tua tinggal ngikut aja."
Pak Irsyad menoleh pada putranya.
Ucapnya lagi, "Piye Le...? Kapan rencanamu dan gimana detailnya...? Bicara aja terus terang...! Agar kami sebagai orang tua yang lebih pengalaman bisa memberi masukan."
"Nggih........, Pak.Mengingat saya juga masih residen madya yang susah nyari waktu luang, kemudian Fira juga masih UKDI sebulan lagi. Saya kira dua bulan dari sekarang adalah waktu yang tepat. Biar saya bisa ngatur jadwal jaga dan Fira ada kesempatan belajar tanpa repot mikir persiapan nikah. Di sisi lain kami juga nggak bisa nunda terlalu lama karena Naysilla butuh figur ibu. Kasihan juga Mamah kalau merawat Naysilla terlalu lama, beliau sudah sepuh. Tapi sekali lagi saya juga tetap minta pendapat Fira. Gimana Fir....?" Jelas Fajar panjang lebar.

Fira menentang mata Fajar, ia menjawab dengan tenang,
"Saya manut Bapak dan Ibu saja..., Mas, baiknya gimana. Tentang mahar yang saya minta, juga sudah saya katakan pada Mas Fajar."
"Mohon maaf, tapi saya izin berpendapat," Bu Rindi mendadak angkat bicara.
"Sebelumnya mohon maaf jika mungkin kalimat saya ada yang menyinggung Nak Fajar dan keluarga pak Irsyad. Saya hanya meminta, meskipun Nak Fajar duda dan baru kematian istrinya, tapi saya mohon pernikahannya dengan Fira dilaksanakan meriah seperti halnya pernikahan biasa. Fira anak saya satu-satunya dan pernikahan ini insyaa Alloh sekali seumur hidup. Jadi kami selaku orang tua ingin memberikan yang terbaik untuk Fira."
"Nggih......., Bu. Saya paham perasaan Ibu. Saya juga ingin memberikan yang terbaik untuk Fira pada pernikahan pertamanya dan semoga yang terakhir. Nggak adil rasanya jika hanya karena alasan saya masih berduka, Fira harus berkorban. Saya juga harus adil, Bu. Dulu almarhumah Ifah mendapatkan pernikahan impiannya, maka Fira juga saya pastikan memiliki pernikahan impiannya juga. Juga sebagai penghargaan saya pada Fira yang udah bersedia menjadi istri saya dan ibu sambung putri saya. Untuk detailnya monggo, saya manut saja. Hanya mungkin akan lebih praktis jika resepsi dijadikan satu mengingat saya dan Fira ada kesibukan masing-masing," Fajar menjawab permintaan Bu Rindi.

Kedua keluarga itu melanjutkan pembicaraan dengan santai.
Mayoritas membahas detail pernikahan.
Fira sebenarnya tidak terlalu berminat.
Tapi ia cukup tahu diri untuk memasang wajah ceria demi menjaga hati semua yang hadir di situ.
Mau dibuat semewah apapun tetap saja pernikahan ini bukan pernikahan impiannya.
Jika menurut hati kecilnya ia hanya ingin menikah dengan lelaki yang saat ini sedang memandang mereka dari kejauhan dengan tatapan pilu.
●●●

"Le..........! Makasih udah dateng. Dan makasih atas jiwa besarmu merelakan Fira menikah dengan orang lain. Semoga kamu bisa dapat pengganti jodoh gadis yang lebih baik dari Fira,"
Dokter Kusuma menepuk bahu Rafi, membuat pemuda itu terperanjat.

"Mungkin bukan takdirmu berjodoh dengan Fira. Tapi Bapak yakin selama sepuluh tahun kebersamaan kalian pasti ada pelajaran hidup yang bisa kamu petik, Le. Kamu lelaki luar biasa. Dari hanya seorang mahasiswa sederhana hingga kini bisnis apotik dan alkesmu berkembang pesat. Hanya saja jodoh itu bukan hanya tentang menyatukan dua orang yang dianggap sekufu. Tapi juga mempersatukan dua sifat yang berbeda dan mengkompromikan dua pandangan hidup. Dalam hal ini kalian berdua tidak cocok.
Bapak nggak akan membandingkanmu dengan Nak Fajar karena kalian berdua jelas berbeda. Masing-masing orang punya kelebihan dan kekurangan. Sebagai ayah kandung Fira, Bapak minta maaf kalau selama kalian dekat Fira banyak merepotkanmu, juga kalau Fira ada salah sama kamu."

Raffi tidak sanggup menguasai diri lagi.
Ia tergugu, butiran bening berlelehan di kedua pipinya.
Ia menatap jauh di hadapannya, wanita yang dicintainya sedang bercengkerama dengan Fajar.
Tampak seperti keluarga lengkap yang bahagia dengan bayi mungil yang nyaman dalam gendongan.

"Saya yang salah, Pak. Tapi penyesalan pun tak ada gunanya. Biarlah saya ikuti permainan takdir saya.
Hidup, rezeki, jodoh, dan mati hanya Alloh yang tahu. Jika Fajar ditakdirkan berjodoh dengan dua wanita dalam hidupnya, bukan nggak mungkin takdir Fira juga sama. Hanya Alloh yang Maha Tahu dan Maha Berkehendak."

Dokter Kusuma tidak menyangka mendapat jawaban seperti itu dari Raffi.
Tapi beliau tidak membantah karena apa yang dikatakan Raffi memang benar.

--- T A M A T ---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berilah komentar secara santun dan simpel

POSTING POPULER