Izin Penerbitan

PERNYATAAN & IZIN PENERBITAN

Seluruh cerita disini adalah cerita fiksi belaka. Tidak ada unsur kesengajaan apabila terdapat nama atau tempat atau waktu yang sama dengan ...

Minggu, 05 Juni 2022

JANGAN BAWA CINTAKU 1 - 24

 Cerita bersambung
Karya : Tien Kumalasari

* Jangan Bawa Cintaku #1- ................Ika Wijayanti meletakkan bakul dagangannya didapur. Sayur yang dijualnya tinggal sedikit. Ia memasukkannya kedalam kulkas agar besok bisa dijual kembali. Lalu dia duduk dikursi dapur, sambil meneguk air dingin yang sudah disiapkannya, lalu mengelap keringatnya yang membasahi dahi dan tengkuknya.


* Jangan Bawa Cintaku #2- .............Ika memekik tertahan. Sebagian perasaannya menahan sakit, tapi sebagian lagi menahan keinginan menghindar dari Leo yang tampaknya bersiap siap turun dari mobil untuk menolongnya.
Rina yang melihatnya dari jauh segera berlari mendekat, dan lebih dulu menolong Ika bangkit.

* Jangan Bawa Cintaku #3- ...........Ika benar-benar panik, ia bingung apa yang harus dilakukan apabila Leo benar-benar datang kerumahnya.
“Iya mas..” Rina masih bertelpon.
Ika meremas-remas tangannya sendiri.
“Aku menunggu mas Leo disini dulu ya mbak, katanya mau kemari. Ini lho, kunci mobil kok kebawa oleh aku tadi.

* Jangan Bawa Cintaku #4- “Cepatlah cari isteri, tunggu apa lagi Broto.”
“Iya om, nanti kalau sudah ketemu yang cocok..” kata Broto sambil tersenyum, dan kembali wajah gadis penjaja sayur itu terbayang.
Tampaknya umurnya tak jauh dibawahnya, atau mungkin sepantaran. Tapi sudah punya anak segede itu.

* Jangan Bawa Cintaku #5- Ika benar-benar gemetar, tak tahu harus mengatakan apa, sedangkan si ganteng yang dibencinya berdiri dihadapannya, manatapnya tajam.
“Aad.. ada apa?” katanya dengan suara gemetar.
“Apakah kita saling mengenal?” tanya Leo tanpa melepaskan pandangannya.

* Jangan Bawa Cintaku #6- Beberapa sa’at lamanya Rina terpaku ditempatnya, sementara Leo seakan tak peduli. Ia langsung ke arah depan, menuju ke mobilnya, dan berlalu.
Rina ingin menjerit sekuat-kuatnya. Ada sesuatu yang tak dimengertinya. Tiba-tiba suaminya uring-uringan, dan yang terakhir menyalahkannya karena dia menjadi isterinya.

* Jangan Bawa Cintaku #7- Rina benar-benar terpana. Ia merasa seperti sedang bermimpi. Tukang sayur cantik itu, pacar suaminya? Atau bekas pacar? Atau masih pacaran? Pikiran Rina benar-benar kacau. Ditatapnya wajah suaminya yang suram tertutup mendung, sedangkan matanya seperti menahan marah.

* Jangan Bawa Cintaku #8- Rina terus berteriak sambil lari keluar.
“Diaaan… Diaan..”
Dian berhenti melangkah. Ia menoleh dan tersenyum lebar. Matanya mencari-cari
“Bu Rina, mana Dina ?”

* Jangan Bawa Cintaku #9- Ika masih terpaku beberapa sa’at lamanya. Kata-kata serius yang diucapkan Broto sampai dua kali sangat membuatnya terkejut. Ke Jakarta? Ika tak pernah mimpi. Kalau dia menyanggupinya, lalu akan tinggal dimana, lalu bekerja sebagai apa, dan mengapa juga harus Broto yang mengajaknya? Tidak, Broto bukan siapa-siapanya.

* Jangan Bawa Cintaku #10- Bayang-bayang gelap itu kembali melintas didalam benaknya. Malam yang kelam, yang membuatnya meraba-raba dalam nyeri yang menyiksa. Lalu tak ada tempat untuk bergayut, lalu tenggelam dalam kubangan luka yang berdarah-darah. Nyilu hati bagai dirajang selaksa pisau, tertatih dan terhuyung, jatuh bangun terhempas diatas jalanan berbatu.

* Jangan Bawa Cintaku #11- Ika bergegas mendekat dan berusaha membangunkan Rina, sementara Dian berlari kearah mobil yang menunggu sambil berteriak-teriak.
“Oom.. om.. itu.. itu.. bu Rina pingsan..”
Baskoro melompat turun dan berlari kearah dimana Ika sedang berusaha mengangkat Rina.
 
* Jangan Bawa Cintaku #12- Ketika Rina menggandeng tangannya memasuki koridor Rumah Sakit, telapak tangan Ika berkeringat. Tak pernah dibayangkan ia harus bertemu Leo, lalu sekarang harus bicara.

* Jangan Bawa Cintaku #13- Ika berdebar, ia berharap Leo datang bersama Rina, ternyata tidak. Leo turun sendiri, dan Dian sudah sampai didepannya, menatapnya heran. Tentu saja karena Dian mengira yang datang adalah Broto. Dian sudah mengenal Leo, karena pernah bertemu ketika bersama Dina.

* Jangan Bawa Cintaku #14- “Mereka berdua?” tanya Leo.
“Kok bisa datang berdua?” Leo mengangkat pundaknya.
Lalu dilihatnya Ika sudah keluar. Rupanya dia sudah mandi dan berganti baju yang lebih bersih.

* Jangan Bawa Cintaku #15- Ketika Ika hampir keluar dari halaman sekolah, tiba-tiba Dian berlari-lari mendekat sambil berteriak memanggil ibunya. Ika berhenti menunggu.
“Ada apa?”
“Ibu, tadi om Leo kesini.”
“Kamu ketemu dia?”

* Jangan Bawa Cintaku #16- Rina terkejut. Bagaiamanapun ia tak ingin membuka aib suaminya.
“Benarkah?”
“Aaah, kamu ada-ada saja. Sudah, kamu cuci tangan dulu sana. Bau, tahu !”
“Biarin, aku masih belum selesai. Kamu mau nyamperin Dian kan?”

* Jangan Bawa Cintaku #17- “Rin.. kamu masih disitu?”
"Oh.. eh.. masih mbak.. Gimana ?”
“Kamu itu lho, ayo ceritain tentang si tukang sayur itu dong. Kamu tadi sepertinya mau ngomong, kok sepertinya ragu sih Rin?”
“Iya.. ini mbak.. aduh.. nggak jadi deh, takut salah.”

* Jangan Bawa Cintaku #18- Ika masih menatap wajah Baskoro ketika Baskoro berdiri dari tempat duduknya.
“Aku mau pulang dulu, tapi nanti aku pasti kembali, kata Baskoro.
“Apakah ada sesuatu yang membuat mas marah?” tanya Ika khawatir.

* Jangan Bawa Cintaku #19- Ika menatap tamunya dengan bingung. Air mata Risma sudah menetes, membasahi sepanjang pipinya.
“Apakah.. apakah.. mas Baskoro mengatakan bahwa dia akan datang kemari?” tanya Ika sedikit gugup.
 
* Jangan Bawa Cintaku #20- Begitu sampai dirumah, Leo mendapati rumahnya kosong. Ia menelpon isterinya, tapi tidak diangkat. Leo baru ingat bahwa kemarin Rina memintanya agar pulang agak sore karena Rina harus memeriksakan kandungannya. Sementara sekarang sudah hampit maghrib.

* Jangan Bawa Cintaku #21- Leo turun dari mobil setelah memarkir mobilnya langsung memasuki garasi. Ia turun dan mendapati isterinya sedang duduk di teras bersama Dina. Leo menahan amarahnya, dan menyuruh Dina masuk kedalam.
 
* Jangan Bawa Cintaku #22- “Iih.. mas Diaaan.. jangan dibuka-buka lagiii… bauuu…” teriak Dina sambil menutup mulut dan hidungnya.
“Ada apa sih, kok ribut?” Rina menoleh kebelakang, belum tahu apa yang diributkan.
“Ini bu, ada baju bauuuu..” Dina masih berteriak.

* Jangan Bawa Cintaku #23- Ika tertegun, didepan teras, Leo berdiri dengan senyum mengembang, mengenakan pakaian biru muda bergaris-garis dan sangat manis. Ika ingat, itu pakaian yang diberikan Dian untuk pak tua. Benarkah pak tua telah menjualnya dan kebetulan Leo lagi yang membelinya?

* Jangan Bawa Cintaku #24- Baskoro menghentikan langkahnya, begitu mendengar teriakan Risma sambil menuding kearahnya. Dia masih menoleh kekiri dan kekanan, lalu kebelakang, berharap ada orang lain yang diteriaki kakaknya. Tapi tak ada siapa-siapa, dia masuk sendirian, dan tak ada yang mengikutinya.

--- oo ---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berilah komentar secara santun dan simpel

POSTING POPULER