Setahun berlalu kini cinta itu tumbuh seiring berjalannya waktu, tanpa menunggu ingatan itu kembali.
"Yank....sarapan yuk" panggil Leta pada Ata, kegiatannya tetap sama seperti dulu, sebelum ingatan itu menghilang. Memasak nasi goreng untuk sarapan Ata di pagi hari.
"Kamu bener-bener aneh, masak tiap hari minta nasi goreng buat sarapan, nggak ada bosen-bosennya" protes Leta ketika Ata sudah bersiap melahap nasi goreng buatan istrinya.
"Nasi goreng buatan kamu ini, yang dulu buat aku jatuh cinta sama kamu" jawab Ata setelah menyendokkan nasi goreng ke dalam mulutnya.
"Berarti cinta sama nasi gorengnya bukan sama aku" protes Leta.
Ata menarik Leta yang sedang berdiri di sampingnya hingga Leta terduduk di atas pangkuanya.
"Karena nasi goreng ini, aku bisa tahu kalau kamu akan jadi istri terbaik, yang tak mungkin bisa ku dapat dari Leni"
"Huss jangan bandingin aku sama kak Leni"
"Bukan membandingkan, tapi itu memang kenyataannya, seandainya aku menikah sama Leni waktu itu, belum tentu setiap pagi aku bisa makan nasi goreng seperti ini, atau duduk berdua seperti ini, karena yang pasti jam segini dia masih tidur"
"Udah ah jangan bandingin aku sama kak Leni mulu...." Leta mencoba bangkit dari pangkuan Ata.
"Lanjutin thu sarapannya aku mau mandi dulu" tambah Leta lalu berjalan menjauh dari dapur.
***
Selesai mandi dan berganti pakaian, Leta bersiap untuk pergi ke kantor.
"Kamu sibuk hari ini?" tanya Ata yang baru saja memasuki kamar.
"Gak juga sih, kenapa?"
"Di rumah aja ya, aku lagi pengen berdua" pinta Ata yang kini sudah memeluk pinggang Leta.
"Tiap harikan kita selalu berdua"
"Aku pingin buat yang ketiga" kata Ata kemudian menarik Leta ke atas ranjang. Mereka nikmati pagi itu dengan bercinta layaknya pengantin baru.
Setelah memadu kasih di pagi hari, Leta tiba-tiba teringat sesuatu. Lalu duduk dengan tubuh masih tertutup selimut.
"Kenapa?"tanya Ata
"Mas sekarang tanggal berapa ya?" ganti Leta yang bertanya.
"Sekarang bulan november kan?"tambahnya lagi
"Iya sekarang november, emangnya kenapa?"
Leta meraih hp di atas meja di bukannya aplikasi tanggal di hp nya.
"Astaga, sekarang udah tanggal 20"kata Leta terkejut.
"Iya emangnya kenapa sih yank?"
"Kamu sadar gak, kalau udah dua bulan ini aku gak datang bulan?"
"Iya juga ya" kata Ata yang kini duduk di samping Leta, mencoba untuk mengingat.
Ata hafal benar jadwal datang bulan istrinya. Dan Leta benar ini sudah dua bulan tamu itu tak datang.
"Jangan-jangan" senyum mengembang di wajah Ata.
***
"Selamat Pak Bu, ibu Leta sedang mengandung dan usia janin sudah memasuki usia 8 minggu"
Senyum mengembang di wajah ke dua calon orang tua itu.
Sepanjang perjalanan dari rumah sakit, mereka begitu bahagia merencanakan segala hal yang terbaik akan di berikan pada calon bayi mereka. Karena kehamilan ini sungguh mereka nantikan.
Leta terus berbicara sambil membayangkan wajah kedua orang tuanya, yang pasti bahagia mendengar kabar kehamilannya. Hingga
Bruaaaakkkk
Suara itu mengejutkan keduanya membuat senyum tiba-tiba menghilang dari wajah mereka.
Orang-orang berlari menuju seorang wanita hamil yang baru saja tertabrak sepeda motor, tepat di depan mobil yang sedang di kendarai Ata.
Ata pun menepikan mobilnya, lalu keluar untuk memastikan keadaan wanita itu baik-baik saja, meskipun kejadian yang barusan terjadi bukanlah kesalahanya.
Leta mengikuti Ata, meskipun sebelumnya Ata sudah melarang. Tapi entah kenapa belum sampai jauh melangkah, kaki Leta terhenti ketika melihat darah yang mengalir di kaki wanita korban tabrakan tersebut.
Kepala tiba-tiba terasa pusing kakinya pun di rasa lemas. Hingga di raihnya tangan Ata untuk berpeganggan.
"Kamu kenapa yank?"tanya Ata panik melihat wajah Leta yang mulai pucat.
"Junior.....junior" tiba-tiba Leta histeris kemudian pingsan.
***
Mereka di sini, di sebuah makam kecil dengan batu nisan bertuliskan "Junior bin M. Ataya"
Air mata itu tiba-tiba luruh membasahi pipi Leta, rasa bersalah memenuhi hatinya, semua kenangan yang hilang itu kini telah kembali, hingga membawa Leta ke makam ini.
"Maafin bunda sayang, bukan maksud bunda membuat mu seperti ini, bukan maksud bunda untuk melupakan mu" Leta terus menangis.
Ata meraih tubuh Leta yang kini bersimpuh di samping makam Junior, membawa Leta ke dalam pelukannya.
"Maafkan aku yang membuat mu seperti ini"hanya kalimat itu yang mampu Ata ucapkan.
Mereka diam.
"Maafkan aku mas, tak seharusnya aku meragukan cinta mu waktu itu, andai saja semua itu tak terjadi aku yakin kita akan hidup lebih bahagia dari sekarang" kini Leta berusaha tegar meskipun hatinya sakit.
"Aku tahu itu, tapi aku juga yakin sekarang Junior pun bahagia, bunda sudah mengingatnya, dan bunda juga akan kembali membawa Junior ke dunia" kata Ata meraba perut Leta.
"Tuhan sudah menata kehidupan kita sedemikian rupa, pasti karena ingin menghadirkan bahagia, sekarang yang penting kita harus menjaga amanah ini, menjaga junior kita"tambah Ata.
"Dia bukan Junior, Junior tetap anak pertama ku, ini anak kedua ku, aku akan menjaganya sebaik mungkin"
***
Kehidupan membawa banyak cerita, entah itu bahagia ataupun derita. Yang terpenting kita ikhlas menjalaninya. Kebahagiaan pasti akan datang sesuai waktunya.
Setelah perjuangan selama hamil dengan banyak cerita ngidam yang melelahkan kini mereka tersenyum bahagia.
"Eouginna Carlia Farhan" bayi perempuan lahir secara normal dengan berat 3,3 kg, panjang 55 cm.
"Terima kasih sudah berjuang melahirkan putri cantik kita" ucap Ata menciumi kening Leta.
--- TAMAT ---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berilah komentar secara santun dan simpel