Izin Penerbitan

PERNYATAAN & IZIN PENERBITAN

Seluruh cerita disini adalah cerita fiksi belaka. Tidak ada unsur kesengajaan apabila terdapat nama atau tempat atau waktu yang sama dengan ...

Kamis, 17 September 2020

Suci #9

Cerita bersambung

Setelah lamaran Alex tadi malam. Esoknya hari minggu dan dari pagi sampai sore wajah Suci terlihat berbinar. Tapi ada satu hal yang membuat hati Suci kesal. Bagaimana bisa saat sudah serius Alex melamarnya. Suci belum juga punya nomor ponsel Alex.
Suci berhayal, seandainya ia punya nomor Alex setidaknya ia sibuk telpon - telponan dengan Alex.
Ia mengutuk dirinya sendiri. Kenapa tak meminta nomor Alex. Tapi gak mungkin juga. Malu lah ia jika ia yang minta nomor Alex duluan. Malu jugalah ia jika harus Suci duluan yang menelpon Alex. Aarrgg Suci jadi uring - uringan.


Uwi yang melihat tingkah mbaknya hanya tersenyum.
"Mbak, bahan makanan habis?" Kata Uwi.

"Ya udah mbak ke supermarket depan dulu ya" jawab Suci. Lalu masuk ke kamar.
Suci keluar kamar dengan membawa dompet.
"Wi, mbak pergi dulu" pamit Suci saat sudah diteras.
"Mbak" panggil Uwi.
"Ada apa Wi?"
"Yakin model begitu pergi ke supermarket? Pakai daster ama jeketan doang. terus tu sendal jepit. Ampun dech mbak?" Kata Uwi.
"Jangan liat tampilannya Wi,, nih lihat dompetnya" Suci berkata sambil bergurau menunjukkan dompetnya.
"Mbak, pakai lipstik dikit laahh,, biar gak keliatan pucat wajah mbak" bujuk Uwi.
"Mbak cuma mau belanja Wi, ribet amat sih" sewot Suci.
"Mulaaaaiiii dech cuek lagi ama penampilan" sahut Uwi.
"Wi, mbak ini janda. Mesti jaga sikap. Cuma mau ke supermarket disebrang jalan masak mesti seribet itu. Mbak jalan kaki dan mbak bakal ketemu para tetangga baru. Mbak belum terlalu kenal sama mereka. Mana tau mereka punya trauma tersendiri dengan status janda" jelas Suci.
"Iya mbak aku faham" sahut Uwi.
"Gara - gara segelintir janda gatal. Lalu mbak yang janda bermatabat seperti ini bisa kena imbasnya Wi. Apalagi mbak orang baru didaerah sini. Mbak harus jaga sikap" jelas Suci.
"Iya..iya ngerti. Udah aahh sana katanya mau belanja" kata Uwi.
"Kamu yang mulai siih" olok Suci sambil menjulurkan lidahnya. Suci faham status nya sebagai janda sangat sensitif dimasyarakat. Tapi tidak ada wanita baik - baik yang mau berpisah dengan pasangannya. Baik pisah hidup ataupun pisah mati.

Suci melangkahkan kaki menuju supermarket disebrang jalan. Sesekali ia menegur ibu - ibu disekitar rumahnya. Suci bersyukur sambutan tetangga barunya sangat baik.
Akhirnya Suci sampai di supermarket. Langkah pertamanya ia menuju lapak sayuran. Lalu belanja lauk pauk. Setelah itu membeli beberapa makanan ringan.

Saat antri dikasir seseorang menegur Suci.
"Surya" Suci kaget melihat Surya ada dibelakang Suci.
"Ci, aku minta maaf" Surya berkata lirih.
Suci menarik nafas dalam.
"Ci, bisa ngobrol sebentar?" Tanya Surya.
"Untuk apa?" Suci balik bertanya.
"Ada yang mau aku jelaskan Ci" jawab Surya.
"Gak usah Sur. Aku gak mau berhubungan dengan Suami orang. Apalagi kamu sudah tidak tulus lagi bersahabat denganku" sahut Suci.
"Ci, kali ini untuk yang terakhir. Setelah ini terserah kamu" kata Surya.

Tiba giliran Suci membayar belanjaannya. Dan saat telah selesai membayar.
"Baiklah Sur, aku duluan. Aku tunggu kamu di cafe depan" Suci berjalan meninggalkan Surya yang masih didepan kasir.
***

Surya datang menyusul Suci.
"Duduklah" kata Suci. Surya pun mengambil posisi duduk didepan Suci.
"Bicaralah Sur. Waktuku tak banyak" kata Suci.
"Ci, aku minta maaf jika kamu marah saat aku mengutarakan isi hatiku" Surya berkata seraya tertunduk.
"Sudahlah Sur, aku bisa melupakan itu. Jangan pernah kamu ulangi lagi. Jagalah statusmu sebagai seorang suami dengan baik" kata Suci.
"Ci, justru itu yang mau aku jelaskan. Statusku sudah bukan seorang suami lagi Ci" masih Surya berbicara dengan tertunduk.
"Maksudmu" Suci berkata kaget.
"Hanya beda sebulan. Setelah engkau bercerai aku juga bercerai dengan istriku"
"Kamu, rela menceraikan istrimu demi dekat dengan aku?" Suci menduga Surya bercerai karena ingin mendekatinya.
"Bukan Ci" Surya lalu terdiam. Lalu menarik nafas.
"Bileh aku mulai bercerita?" Tanya Surya.
Suci hanya mengangguk.
"Aku menikah dengan istriku awalnya bukan karena keinginanku. Setelah kamu menikah dengan Indra hidupku terasa terhenti. Ci, seandainya kamu tau. Sudah jauh - jauh hari aku berencana melamarmu. Bukannya aku tak mau mengutarakan isi hatiku sedari awal. Tapi aku ingin melamarmu saat aku sudah menjadi sukses"
"Aku juga takut jika aku mengutarakan diawal kamu akan menghindar dariku. Karena aku tau. Aku bukan tipe kamu Ci, karena tipemu adalah pria yang Sukse dan aku bertekad untuk menjadi pria yang sukses" Kembali Surya bercerita.
"Bertahun - tahun aku terpuruk. Sampai akhirnya aku bertemu dengan seorang wanita secara tak sengaja disebuah club malam. Aku terlalu banyak minum. Saat aku sadar aku sudah bersama seorang wanita. Ia meminta aku bertanggung jawab karena telah menidurinya"

Suci masih terdiam mendengarkan cerita Surya.
"Aku menghindar, entah bagaimana ceritanya wanita itu bisa tahu alamatku lalu mengadu kepada orang tuaku dan berkata ia hamil karena ulahku. Dengan terpaksa akhirnya aku pun menikah dengannya. Sebulan pernikahanku ia keguguran. Paska 3 bulan ia keguguran aku menggugat cerai. Tapi ia menolak. Ia berkata kalau ia telah jatuh cinta kepadaku. Aku pun luluh. Dan yang kulihat saat itu ia memang menjadi istri yang baik. Ia tetap melayaniku sebagai suaminya menyiapkan makanan dan keperluanku. Walaupun selama menikah aku tak pernah menyentuhnya juga tak menghiraukannya. Karena aku merasa ia telah menjebakku sehingga aku menikahinya. Setahun lebih usia pernikahanku. Beberapa bulan sebelum aku menggugat cerai. Aku melihat sifat ia yang berubah. Istriku mulai jarang pulang. Suatu hari aku mendapat telepon darimu. Saat kamu meminta tolong proses perceraianmu dengan Indra. Dan kamu tahu Ci, aku merasakan kesempatan bisa bebas hidup dari wanita yang tak ku kenal sebelumnya. Dan juga tak ada cinta selama menikah. Kamu ingat saat kau tunjukan bukti foto Indra beradegan vulgar dengan seorang wanita. Wanita itu istriku. Riris dulunya istriku" Cerita Surya.

Suci terkejut menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Suci merasa sangat bersalah telah salah menduga Surya. Ia pun merasa kasihan dengan Surya karena ulah Riris yang memberantakan hidup Surya.
Ternyata bukan hanya hidup ia yang dihancurkan oleh Riris, tapi juga hidup sahabat Suci.
Ironi memang mendengar kisah sepasang sahabat hidupnya dihancurkan oleh seorang wanita bernama Riris.

"Sur, aku minta maaf salah menilai kamu" Suci berkata dengan berlahan.
"Aku ingin menjelaskannya kemarin Ci, tapi kamu sudah marah duluan dan pergi meninggalkan aku" sahut Surya.
"Maaf Sur, karena yang aku tahu kamu suami orang" kata Suci.
"Tapi aku bersyukur akhirnya aku bisa lepas dari Riris Ci. Aku juga memakai bukti yang sama untuk menggugat cerai Riris" kata Surya.
"Makanya waktu itu aku melarangmu hadir dipersidangan. Aku tak mau kau tahu bahwa Riris adalah istriku. Aku tak mau kamu jadi salah faham. Aku takut kamu menilai aku sebagai suami yang gagal mendidik istrinya" pelan Surya berkata sambil tertunduk.
"Dan satu hal lagi Ci, ternyata Riris tidak hamil dengan Indra"
Sontak Suci kaget mendengar penjelasan Surya.
"Maksud kamu?" Tanya Suci.
"Ci, aku terjebak oleh Riris, ia mengaku kalau ia hamil karena ulahku. Riris diam - diam pergi ke klinik untuk menggugurkan kandungannya. Fatal yang terjadi. Riris pendarahan hebat dan akhirnya dilarikan ke rumah sakit. Waktu ditelepon ia mengaku kepadaku bahwa ia keguguran. Tapi dokter menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Karena ulahnya akhirnya rahimnya diangkat karena terinfeksi alat- alat diklinik yang tak steril. Saat ku tanya kenapa ia gugurkan, ia pun mengaku bahwa itu bukan anakku. Ia takut jika anak itu tetap dilahirkan maka akan menjadi bom waktu dihidupnya. Segera aku mengurus perceraianku. Tapi Riris memohon dengan berlinang air mata. Ia mangaku telah jatuh cinta padaku. Ia memohon kesempatan kedua. Entahlah apa yang aku pikirkan aku pun menerima ia kembali. Aku berharap aku juga bisa mencintainya. Yang kulihat saat itu Riris telah berubah menjadi istri yang sangat baik, tapi itu tak bertahan lama" Surya bercerita dengan sangat panjang.
"Tapi aku bersyukur Sur, berkat Riris akhirnya aku bisa menemukan kehidupan yang lebih bahagia" sahut Suci dengan senyuman.
"Walaupun awalnya aku tak terima, karena ia hadir menghancurkan rumah tanggaku. Tapi didalam hati kecil ini aku berterima kasih dengan Riris. Berkat Riris aku sadar hidupku terlalu berharga jika dihabiskan bersama seorang Indra" Suci berkata seraya melihat arah keluar cafe.

Lama mereka berdua terdiam dengan pikiran masing - masing. Suci menyerup kopinya lalu kembali berkata.
"Berarti mas Indra telah sadar kalau Riri ternyata tak hamil. Kamu tahu gimana kabar Riris sekarang?" Tanya Suci.
"Entahlah Ci, aku tak pernah mendapat kabar atau juga mencari kabar tentang Riris semanjak bercerai"
"Eeemm pantas kemarin mas Indra mengebet minta balik. Ternyata ia sadar Riris bukan berlian. Tapi hanya pecahan kaca yan tak berguna" Suci tersenyum puas.
"Ci, maukan kamu memafkan aku?" Tanya Surya.
"Iya Sur, aku juga minta maaf udah kasar sama kamu"
"Ci, maaf. Tapi apakah ada kesempatan aku untuk bisa hadir dihatimu Ci?" Surya bertanya dengan serius.
"Sur, bukankah.lebih nyaman jika kita hanya sahabat?" Tanya Suci.
"Ci,, tapi aku cinta sama kamu Ci. Beri aku kesempatan Ci" pinta Surya.
"Maaf Sur, waktuku habis. Aku harus segera pulang" potong Suci.
"Ci. Beritahu aku jika kesempatan itu ada buat ku" kata Surya.

Tak Suci jawab. Ia berlalu begitu saja. Ada rasa bersalah terhadap Surya. Tapi untuk memberi tempat dihati Suci, Suci tak bisa.
Sunggu diluar dugaan. Ternyata Riris adalah mantan istrinya Surya dan Suci membayangkan alangkah kasihannya Indra dibohongi oleh Riris. Tapi Indra memang pantas mendapakannya karena telah dzolim terhadap istri dan anaknya.
***

Saat malam ponsel Suci berdering. Telepon dari Surya.
"Ada apa Sur?" Tanya Suci.
"Ci, aku boleh kerumahmu. Tenang Ci aku sudah berfikir memang kita lebih baik bersahabat. Ci, aku bisa buang rasaku ini Ci. Tapi aku mohon terima aku sebagai sahabatmu lagi" pinta Surya disebrang sana.

Lama suci terdiam.
"Ci" panggil Surya.
"Baiklah Sur. Aku beri kesempatanmu kembali menjadi sahabat terbaik aku"
"Terima kasih Ci. Boleh tahu dimana alamat rumah kamu?"
"Rumahku pas sebrang jalan supermarket. Masuk aja jalan yang ada posnya. Rumah no.39"
"Oke Ci, aku otw kesana ya"
"Oke Sur, hati - hati ya dijalan"
Suci menutup telponnya. Ia berharap persahabatannya dengan Surya berjalan dengan baik.
***

Surya pun sampai dirumah Suci.
"Gampang kan cari rumah aku" tanya Suci
"Iya gampang banget" sahut Surya.
"Kita duduk diluar aja ya" ajak Suci.
"Dimanapun boleh" jawab Surya.
"Sur, aku bawa kartu. Main kartu yuk. Mengingat masa muda dulu"
"Aku sudah mulai lupa Ci cara mainnya"

Mereka mengambil posisi duduk lesehan diteras
"Gampang nanti sambil aku ingatin. Aahh seandainya Baskara, Bimo dan Ayu ada dikota yang sama. Pasti seru main kartu bareng mereka" Suci mengingat ketiga sahabatnya yang lain.
"Mereka sudah sibuk dikota orang Ci, sama seperti kita yang tinggal dikota orang" Surya dan Suci tertawa bersama.

Saat asik bermain Surya tiba - tiba menampar wajah Suci. Suci berteriak kaget.
"Maaf, maaf Ci. Ada nyamuk dipipi kamu"
"Sakit tau Sur" kata Suci sambil memegang wajahnya.
"Ya maaf. Aku gemes liat tu nyamuk" cengingisan Surya berkata sambil memegang kartunya.
"Jahat kamu Sur"
"Aku reflek Ci. Kalau sengaja mah gak segitu kekuatannya" ejek Surya.
"Oooo gitu" sahut Suci.
"Ci, pipi kamu jadi bentol" Surya memegang pipi Suci.
"Ambil minyak gih. Biar aku olesin minyak"

Sucipun beranjak ke dalam rumah mengambil minyak gosok. Lalu Surya mengoleskan minyak ke pipi Suci.
"Ehem" terdengar Suara berdehem.
"Alex" panggil Suci. Segera Suci menepis tangan Surya.
Alex berdiri di halaman. Suci celingukan.
"Kok ndak terdengar Suara mobil. Eeh tapi tidak ada mobil Alex didepan jadi Alex kesini pakai apa" kata hati Suci.
Terlihat Alex memutar badan dan melangkah meninggalkan halaman rumah Suci.
"Aaahhh.. mampus laahh aku. Pasti Alex mengira aku dan Surya" Suci menepuk jidadnya dengan wajah bodoh.

==========

Terlihat Alex membalikan badan dan berjalan berbalik. Suci menepis tangan Surya. Ia menepuk jidatnya. Lalu berdiri dan bergegas mengejar Alex.
Surya sepertinya bisa membaca situasi yang terjadi. Ia lebih cepat melangkahkan kaki melewati Suci.
Surya menahan bahu Alex.
Lalu menjulurkan tangannya.
"Aku Surya, sahabat Suci sedari SMP"
Suci kaget dengan tindakan Surya. Terlihat Alex memandangi Suci. Suci mengangguk merespon pandangan Alex.
Alex membalas uluran tangan Surya.
"Aku Alex budi permana. Calon suami dunia akhirat dari Suci prameswari" terdengar nada penuh penekanan saat Alex mengenalkan diri.
Surya tersenyum. Lalu berpamitan.
"Tunggu" panggil Alex.
Surya pun berhenti saat kakinya telah mengkah beberapa meter dari Alex.
"Kamu benaran sahabat Suci? Tidak ada hubungan lebih kan?" Tanya Alex. Suci hanya tersenyum melihat tingkah Alex. Terlihat sekali dimata Suci, Alex begitu cemburu.
Surya berbalik dan menepuk pelan bahu Alex.
"Tenang bro. Aku dan Suci telah bersahabat belasan tahun. Aku mengenal Suci. Dan kamu beruntung bisa mendaptkan cinta dari Suci. Aku pamit dulu. Gak enak brow jadi obat nyamuk" Surya berkata seraya tertawa dan Alex pun menyambut tawa Surya.
Suci bernafas lega melihat Alex yang tak jadi merajuk.

Setelah kepergian Surya. Alex dan suci duduk diteras.
"Kok diam?" Tanya Suci
"Gak papa" jawab Alex.
"Kamu kesini pakai apa Lex?"
"Mobil"
"Terus, mana mobil kamu?"
"Mogok didepan jalan, tapi aku udah telepon bengkel?" Alex menjawab pertanyaan Suci dengan wajah dingin.
"Lex, kamu kenapa? Sakit?"
"Enggak. Hatiku sedikit panas aja"
"Panas??" Tanya Suci
"Iya panas, panas melihat calon istri berduaan dengan lelaki lain"
"Ya ampun Lex, bukannya tadi udah kelar urusannya. Kok masih begini" Suci berkata dalam hati.
"Lex, kan tadi udah dijelasin. Surya cuma sahabat aku"
"Tapi tetap kan? Surya itu lelaki. Terus ngapain juga dia ngelus - ngelus pipi kamu?"
"Pipiku tadi bentol, bekas di gigit nyamuk. Dia bantu kasi minyak dipipi aku. Kamu cuma lihat dia ngolesin minyak aja sih, gak lihat dia nampar pipi aku" Suci sok sedih
"Emang kamu gak bisa kasi sendiri?"
"Bisa sih"
"Naaahh, ngapain surya yang kasi. Kan kalian bukan muhrim"
"Ya gimana ya Lex, mungkin bawaan terlalu akrab dengan Surya" jawab Suci.
"Jadi kalau kamu akrab sama lelaki, kamu mau gitu disentuh - sentuh" Alex mulai mengomel.

Suci menarik nafas dalam. Baru kali ini ia menghadapi lelaki cemburu. Suami sebelumnya tak pernah cemburu terhadap Suci. Dan Suci tak tau harus bersikap bagaimana dengan pasangan yang satu ini. Ada rasa bahagia sih dicemburui oleh orang yang ia cintai.
Suci tersenyum melihat Alex.
"Apa senyum - senyum, senang kamu ya buat aku sakit hati" marah Alex.
Suci menggeleng
"Terus apa?" Kembali Alex bertanya.
"I love you" sahut Suci.
Wajah Alex berubah berbinar. Tapi ia berusaha kembali ke mode merajuk. Gak mau terlihat gampang dibujuk.
"Aku suka kamu cemburu sama aku, aku merasa berarti di hidup kamu" Suci berkata sambil tertunduk malu.
Alex pun tersenyum mendengar kata - kata Suci.
"Maafin aku ya Ci, udah berprasangka buruk sama kamu"
"Aku suka Lex" sahut Suci.
"Tapi aku gak Suka Ci, sakit hati aku" Alex berkata sambil merubah wajahnya sejelek mungkin.
Suci tertawa melihat reaksi Alex.
"Makasih ya Lex"
"Makasih buat apa?"
"Makasih udah mencintai aku"
Alex mengubah posisi duduknya. Ia mendekat kearah Suci. Lalu menggenggam tangan Suci.
"Aku yang berterima kasi. Kamu mau menerima aku" jawab Alex.
"O.. iya! Kamu udah kasi kabar orang tua kamu kalau aku mau melamar kamu?" Tanya Alex.
"Udah Lex"
"Ci, bisa gak kamu buat panggilan romantis, masak manggil calon suaminya Lax Lex Lax Lex" kembali Alex protes.
"Apa ya" tanya Suci.
"Yah malah nanya. Yaa mesti dari hati kamu laaahh. Kalau aku kan manggil kamu sekarang ca is. Nanti kalau udah nikah aku rubah"
"Apa tuh" tanya Suci penasaran.
"Rahasia dong. Makanya cepetan nikah yuk" ajak Alex.
"Yuk, besok yaa" jawab Suci sambil bercanda.
"Boleh " tantang Alex. Suci hanya tertawa sambil memukul Alex
"Jadi gimana, apa kata orang tuamu?" Tanya Alex penasaran.
"Orang tuaku setuju. Yang penting bagi mereka aku bahagia" sahut suci sambil tertunduk malu.
"Pasti Ci, aku bakal buat kamu bahagia dunia akhirat" sahut Alex.
"Tapi Lex, orang tua ku minta kamu datang melamar ke kota asalku. Gak terlalu jauh sih. Lokasinya ada ditengah bukit" sahut Suci.
"Gak masalah di manapun. Aku rela menempuh jarak berapapun untuk melamar kamu"
"Orang tua ku minta kepastian kapan, karena mereka disana mesti menyiapkan segala persiapan menyambut calon besan dan mantunya"
"Minggu ini" jawab Alex.
Suci kaget dengan jawaban Alex.
"Secepat itu??"
"Kenapa? Bukannya lebih cepat lebih baik. Aku udah gak sabar pengen menghalalin kamu Ci" Alex menatap dalam wajah Suci.
Suci merasakan wajahnya terasa hangat. Sehangat hatinya mendengar perkataan Alex.
"Segera kabari orang tuamu. Minggu ini aku datang melamar. Aku pamit dulu ya Ci udah malam.
"Pakai apa?"
"Taxi aja. Tuh didepan jalan banyak taxi mangkal. Jalan kaki dikit aja kok sambil olahraga" jawab Alex.
Lalu Alex pun melangkah meninggalkan Suci.
***

Suci tiba di kota asalnya. Terlihat sudah ada kesibukan didalam rumah.
Suci disambut kedua orang tuanya.
"Ci, jam berapa calonmu datang melamar?" Tanya sang mama.
"Insya Alloh Habis isya ma"
"Cepetan kamu bersiap. Udah jam 4 ini" mama Suci pun melangkah menyambut kedua cucunya. Buya dan Haikal.
Suci bergegas masuk ke dalam. Menyiapkan diri untuk menyambut kedatangan calon imam nya.
***

Tibalah saat dinanti. Terdengar suara beberapa mobil berhenti di depan rumah Suci. Dada Suci berdebar hebat.
Terlihat Alex datang bersama rombongan keluarganya.

Tiba - tiba..
"Lex, ini calon kamu? Kamu yakin??? " Tanya bunda Alex.
Alex mengangguk bingung.
Segera dipeluknya Suci.
"Bunda gak nyangka kamu jadi mantu bunda. Kamu ditinggal nikah sama Remot barak. Kamu dikhianati sama sahabatmu Syahbeno. Ternyata kamu jadi mantu bunda" bunda Alex terlihat sangat bahagia.
"Lex bunda gak nyangka calon kamu itu artis. beberapa hari ini bunda nonton infotaiment trus ada kabar Luna maya katanya lagi dekat dengan lelaki. Ya ampun kenapa kamu gak munculin diri sih. Kan bunda bisa lihat kamu di tipi" bunda Alex nyosor aja ngomong.
Suci dan keluarga hanya tertawa kecil melihat tingkah bunda Alex.

Tiba - tiba seorang wanita memeluk Suci dengan erat. Mata Suci melotot. Wanita itu yang beberapa waktu lalu di mall bersama Alex.
"Kak, mau dong nanti aku diajak main film bareng" rengek perempuan itu.
"Ehem..ehem... Maaf ya ma, dek?" Kata Alex.
Dek?? Hati suci lega. Untung dia belum bertanya siapa perempuan itu. Ternyata adek Alex. Kan malu yak kalau sampai dia nanya Alex dengan rasa cemburu eehh ndak taunya itu adeknya.
"Dia bukan Luna maya. Tapi cuma mirip" Alex menjelaskan sama bunda dan adeknya.
"Masak sih. Ndak percaya bunda. Mirip banget, ini mah Luna maya" masih aja bunda Alex ngeyel.
"Bun, udah dong. Cepetan lamar Suci buat Alex" Alex sok merajuk dengan bundanya.
"Maaf ya semuanya. Bunda Alex memang begitu" sosok lelaki seumuran papa Suci berbicara. Dan diketahui itu adalah ayah Alex.

Keluarga Suci menyambut keluarga Alex dengan hangat dan penuh keakraban. Tibalah saat dimana kedua belah pihak menentukan hari baik untuk prosesi akad nikah.
"Kalau Alex dibolehkan. Alex maunya nikahnya minggu depan" pinta Alex.
"Secepat itu?" Sahut mama Suci kaget.
"Boleh kan ma?" Tanya Alex.
"Ndak semudah itu Lex menyiapkan segala sesuatunya" kata mama Suci.
"Gak perlu ma. Biar semuanya keluarga Alex yang siapin. Pokoknya mama dan papa tau beres aja yaa" kata Alex di iringi anggukan kedua orang tua Alex.
"Baiklah kalau itu yang terbaik. Kita sepakat pernikahan dilangsungkan minggu depan" sahut papa Suci.

Suci menitikan air mata bahagia. Akhirnya minggu depan ia akan menikah dengan seorang pria yang baik. Sangat baik dimata Suci.

Acara ditutup dengan doa, dipimpin oleh ustadz yg tinggal disebelah rumah Suci.
***

Hari H pun tiba. Dari semalam Suci tak bisa tidur dengan tenang. Hatinya gelisan bercampur bahagia. Subuh itu Ia berkirim pesan dengan Alex karena sudah beberapa hari ini Suci dan Alex tak bertemu.

**Aku kangen* isi pesan Alex.
**Sama aku juga* balas Suci.
** Terakhir waktu kita foto prawedding. Aku gak mau lepasin kamu. Maunya langsung bawa kamu pulang aja**

Suci tersenyum membaca pesan Alex. Ya walaupun hanya seminggu persiapannya. Bersyukur Alex dan Suci sempat membuat foto prawedding sederhanan nan berkesan.
Tema pernikahan mereka serba putih. Sebenarnya Suci menginginkan tema biru, sesuai warna favorit Suci. Tapi Alex merengek seperti Buya dan Haikal minta temanya warna putih.

** Aku gak sabar pengen lihat kamu memakai kebaya putih yang aku pilih* pesan kembali masuk dari Alex.
**Iya aku juga gak sabar lihat kamu berpakaian putih, pasti kamu gagah sekali* balas Suci.
**Kamu lagi apa ca is??*
**Aku lagi siap - siap dirias, nih tukang riasnya barusan masuk kamar*
**Pasti kamu cantik banget ya*
**Pastilah, siapa dulu suaminya.. eeh salah calon suaminya* gurau Suci dipesan.
**Oke ca is, aku juga siap - siap dulu ya,, sampai bertemu nanti. Dan kau akan halal menjadi milikku*

Suci tersenyum bahagia membaca pesan terakhir dari Alex. Lalu ia sibuk dirias dikamarnya.
***

Suci tak sabar menunggu rombongan Alex tiba. Seharusnya rombongan sudah tiba dari tadi. Hati Suci mulai gelisah.

Setengah jam berlalu. Satu jam berlalu. Pak penghulu menyuruh pihak Suci menghubungi Alex. Suci mencoba menelpon Alex. Tapi nomornya tidak aktif.
Hati Suci semakin kalut. Ditambah desakan penghulu yang meminta kepastian kehadiran calon pria.
"Maaf mbak, tapi saya juga ada jadwal menikahkan pasangan lain mbak" kata pak penghulu.
Seluruh keluarga menjadi kalut. Sibuk mencari info.
Terlihat paman Suci membisikan sesuatu dikuping papa Suci. Terlihat wajah papa Suci menegang. Lalu berbisik ke arah mama Suci.
Papa dan mama Suci menghampiri Suci. Mama Suci mengelus tangan Suci. Terlihat mata mama Suci berkaca - kaca.
"Maaaa?" Panggil Suci.
"Ci" papa Suci bicara seraya mengelus bahu Suci.
"Ada apa pa?" Tanya Suci panik.
"Ci, rombongan Alex mengalami kecelakaan" sahut mama Suci sambil memeluk Suci.
"Ndak mungkin.. gimana Alex, gimana keadaan Alex" Suci menangis dipelukan mamanya.

Bersambung #10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berilah komentar secara santun dan simpel

POSTING POPULER