Izin Penerbitan

PERNYATAAN & IZIN PENERBITAN

Seluruh cerita disini adalah cerita fiksi belaka. Tidak ada unsur kesengajaan apabila terdapat nama atau tempat atau waktu yang sama dengan ...

Rabu, 28 Oktober 2020

My Boss… I Love U #23

Cerita bersambung
(side-a)

“Nadiaaa … Eeh Bu bos maksudku, aku kangen,” celetuk Nurfadilla setengah berteriak sambil memeluk sahabatnya.

Nadia Kasih Ayunda balas memeluk sambil menoyor jidat Adilla
“Biasa aja kali … kaga usah pake teriak, kebiasaan banget, siih.”
Reyhand hanya tersenyum simpul melihat tingkah istri dan sahabatnya yang juga karyawannya.

“Hehe … selamat pagi Pak Rey.” Adilla mengangguk hormat setelah melepaskan pelukkannya pada Nadia.
Dibalas anggukkan oleh Reyhand.

“Sayang, aku masuk ke kantor,” sahut Reyhand sambil mengecup puncak kepala Nadia lalu pergi meninggalkan mereka.
Nadia sedikit risih dengan sikap mesra Reyhand didepan umum.

Adilla membelalakkan mata dengan mulut sedikit menganga, “ya ampun romantis banget.”
“Huust berisik. Ke sana yuk aku kangen banget sama kamu Dill,” ajak Nadia sambil menyeret sahabatnya menuju ke cafe yang berada di dalam mall.
“Eehh … tapi aku lagi kerja,” tolak Adilla menghentikan langkah Nadia.
“Ga apa, ntar aku izin sama Rey,” ujar Nadia kembali menarik tangan Adilla.
***

“Bagaimana Bu bos.”
“Please deh, panggil aku biasa aja, ga ada yang berubah sama aku ga harus pake Bu bos segala,” sergah Nadia dengan bibir dikerucutkan.
Adilla terkikik geli, “kalau aku panggil Nadia nanti bisa-bisa aku dipecat Pak bos.”
“Astaghfirullah. Ya enggalah Dill, ada-ada aja kamu mah.”
“Iya iya deeh. Eh kamu belum jawab pertanyaanku yang tadi.”
“Yang mana?”
“Ceileeehh … pura-pura lupa lagi, gimana rasanya jadi istri Pak Rey dan MPnya gimana?” cerocos Adilla seperti biasa.

“Maksudmu MP apaan sih Dill?”
“Aduh Nadia, udah jadi Bu bos begonya masih dipiara sih.” Adilla menepuk jidatnya.
Nadia hanya tertawa melihat tingkah Adilla. Nadia memahami maksud Adilla namun Nadia pura-pura tidak mengerti.

“Rahasia. Penyakit kepo kamu ga ilang sih Dill.”
“Hm, main rahasia-rahasiaan, cerita dong. Kan itung-itung aku belajar sama kamu buat nanti aku MP sama Robby,” timpal Adilla sambil menaik turunkan alisnya.
“Uuh dasar … emang sudah ada rencana kalian berdua?”
“Insya Alloh Nad. bulan depan Robby dan orang tuanya mau melamar aku sekalian mendiskusikan tanggal pernikahan kami.”
“Alhamdulillah, aku doakan semoga semuanya lancar.”
“Aamiin, makasih ya Nad.”

Drrrttt
Suara ponsel Nadia berdering tertera MY HUSBAND di layar ponselnya. “Hm, pake nelpon segala, baru ditinggal sebentar,” gumamnya.

Nadia mencebik. Sedang Adilla tertawa geli melihat raut lucu sahabatnya.

*****
(side-b)

Nadia merasa ada yang berbeda dengan kondisi tubuhnya. Setiap habis makan ia pasti memuntahkan kembali isi perutnya. Setelah merasa sudah terkuras isi perutnya, tubuhnya akan terasa sangat lemah.
Seperti hari ini kembali Nadia memuntahkan semua makan siang yang sudah masuk ke perutnya, setelah merasa lega ia keluar dari kamar mandi.

Sudah dua hari Nadia berada di rumah mertuanya atas permintaan Amanda yang sudah rindu kehadiran putra dan menantunya, setelah hampir satu bulan lebih tidak bertemu.

Kurang lebih satu minggu Reyhand membawa istrinya berlibur sekaligus honeymoon ke negeri sakura Jepang, sehingga Amanda baru bisa bertemu keduanya setelah pulang dari bulan madu mereka.

“Sayang, kamu kenapa? wajahmu pucat sekali. Kamu sakit?” tanya Amanda, tangannya menyentuh kening Nadia.
“Tapi suhu badanmu tidak panas sayang,” tanyanya lagi.
“Entahlah, Mih. Sudah beberapa hari ini kepala Nad pusing sekali dan perutku mual terus dan … uueekk ….” Nadia kembali berlari ke kamar mandi diikuti Amanda dari belakang.

Dengan lembut wanita paruh baya itu memijit tengkuk menantunya. Amanda sempat berfikir gejala yang Nadia rasakan seperti pernah ia alami.
“Jangan-jangan,” gumamnya.
“Sudah Mih.”

Amanda memapah tubuh lemas Nadia kembali ke kamarnya, ” Nadia, boleh Mamih nanya?”
Nadia mengangguk, “boleh Mih, mau nanya apa?” kata Nadia sambil membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur.
Dengan penuh kasih sayang Amanda menyelimuti Nadia, lalu duduk di pinggir ranjang, “kapan kamu terakhir datang bulan?” tanya Amanda.
Nadia mengernyitkan dahi merasa heran dengan pertanyaan mamih Manda. “Kalau tidak salah bulan kemarin tanggal lima, Mih.”
“Dan bulan ini kamu sudah datang bulan?”
Nadia menggeleng, dia ingat kalau sekarang tanggal dua puluh, menstruasinya sudah terlambat dua minggu.
“Alhamdulillah, Mamih yakin kamu pasti sedang isi.”
“Maksud Mamih apa? Nad belum mengerti.”
“Sepertinya kamu sedang hamil sayang. Kamu sudah telat datang bulan selama dua minggu, dan gejala yang kamu rasakan sama persis dengan yang mamih rasakan waktu mengandung Rey.” ujar Amanda dengan wajah sumringah.

Nadia tertegun mendengar penjelasan mertuanya. Benarkah dirinya sedang hamil? tanpa sadar tangannya mengusap perut yang masih datar.

“Yaa Alloh jika memang benar aku hamil, aku sungguh bersyukur padamu, Yaa Alloh,” gumam Nadia dalam hati.
“Nanti kalau Rey sudah pulang, kamu periksa ke bidan ya sayang. Mudah-mudahan dugaan Mamih benar.”
“iya Mih.”
“Ya sudah, kamu istrirahat dulu, kalau ada apa-apa panggil Mamih Ya.”
“Iya Mih. Terima kasih.”
***

Reyhand begitu gelisah dalam duduknya, menunggu selesai pemeriksaan kandungan istrinya. Menurut mamihnya Nadia sudah telat selama dua minggu.

Tak lama Nadia keluar dari ruang pemeriksaan bersama bidan Yane, “Alhamdulilah selamat ya Pak Rey istri Bapak sedang mengandung dan usia kehamilannya menginjak satu bulan.”
Bidan Yane menyerahkan hasil tes USG kehamilan Nadia.

Reyhand mengucap syukur tak terhingga mendengar kabar gembira kehamilan Nadia. Sulit baginya untuk percaya bahwa ia akan menjadi seorang Ayah.

“Alhamdulillah puji syukur hamba panjatkan padamu Yaa Alloh,” ucap Reyhand sambil memeluk Nadia.
Bidan Yane tersenyum melihat pasangan muda yang sedang berbahagia ini.
“Bu Nadia, saya akan memberikan vitamin untuk mengurangi rasa mual. Diusia kandungan yang masih sangat muda ini efek pusing, mual dan lemas itu hal yang biasa. Pak Rey tolong perhatikan kondisi istrinya jangan terlalu melakukan kegiatan yang berat-berat karena kehamilan istri bapak masih rentan.”
“Baiklah Bu, terima kasih banyak penjelasannya” ujar Reyhand dengan senyum yang tak hilang di bibirnya.
“Pak Rey, Bu Nadia, sekali lagi saya ucapkan selamat untuk kalian berdua.”
“Terima kasih.”
***

Kehamilan Nadia kini sudah berjalan dua bulan, berkat asupan vitamin yang diberikan bidan Yane berturut-turut membuat badan Nadia sedikit fresh tidak terlalu mual dan mudah dikendalikan.

Sesuai janjinya dulu pada Adilla dan Robby, Nadia akan datang diacara pernikahan mereka. Nadia menepati janjinya, dan disinilah Nadia berada bersama suami tercinta diacara resepsi pernikahan Nurfadilla dan Robby yang bertempat di hotel Bandung dekat dengan lokasi rumah Adilla.

Nadia dan Reyhand terlihat sedang berbincang bersama Ardhan dan istrinya. Ya, Ardhan sudah menikah dengan Sarah, ketika Nadia dan Rey berada di jepang dalam rangka liburan bulan madunya.

“Maafkan aku Dhan, aku tidak datang dipernikahan kalian,” ucap Nadia dengan nada menyesal.
“Tidak apa-apa Nad. Yang penting kami sudah selamat berkat Doa kalian juga.”
“Semoga rumah tangga kalian samawa.”
“Aamiin yaa robbal alaamiin, makasih, Rey,” balas Ardhan dan Sarah bersamaan.
“Oh iya, selamat ya kalian mau jadi seorang Ayah dan Bunda untuk debay yang berada di perutmu,” ujar Sarah sambil mengelus perut Nadia yang terlihat masih rata.
“Terima kasih Sarah, semoga kamu juga cepat isi ya.”
“Aamiin, mudahan-mudahan.”
“Aaahhhkk … kalian ada disini rupanya, aku cari-cari kalian dari tadi. Aduh mana berat lagi nih gaun pengantinnya.” Suara cempreng Adilla menyita perhatian Reyhand dan Ardhan beserta istri-istrinya.

Mereka tertawa melihat Robby kewalahan memapah istrinya dengan tangan penuh dengan gulungan gaun pengantin.

“Nadia calon bunda yang cantik. Dan kau Sarah cepet nyusul Nadia punya debay ya,” celetuk Adilla sambil merangkul bahu Nadia dan Sarah.
“Insya Alloh Dill. Kamu juga jangan lama-lama ya, cepet minta dibuatin debay?” kata Sarah sambil melirik ke arah Robby.
“Emang gampang bikin debay itu kaya bikin kue dari terigu.”
Semua tertawa mendengar ocehan Adilla.
“Semoga lancar MPnya Rob?” bisik Reyhand dan Ardhan di telinga kanan kiri Robby, dibalas cengiran oleh Robby.

Mereka semua bergembira dalam satu moment yang tak terlupakan.
Semoga jadi keluarga yang SAKINAH, MAWADAH, WAHROMAH serta rumah tangga yang di ridhoi Alloh Subhanahu wa Ta’alla…

Aamiin Yaa Robbal Alaamiin.

–TAMAT–

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berilah komentar secara santun dan simpel

POSTING POPULER