Cerita bersambung
Karya :Ellinda
* Binar #2- [POV-Binar]
Tak ada tempat lagi yang bisa kutuju.
Bahkan wanita yang telah melahirkanku pun jelas-jelas menolak. Ya,
betapa konyol dan tak tahu malunya diri ini. Sepantas apa aku masih
diinginkan? Kehadiranku tak berarti dan nyawa pun tak berharga.
* Binar #3- [POV-Binar]
Aku berlari menyusuri koridor rumah sakit. Perasaan
teramat lega dan bahagia. Tersungging bias senyum di bibirku. Akhirnya
Intan bangun.
"Intan!" teriakku setelah membuka pintu. Segera suster Anjar menoleh bersamaan dengan adikku yang masih terbaring.
* Binar #4- Aku tak mengerti dengan orang kaya, kesombongan seolah menjadi kebanggaan tersendiri baginya. Dunia selalu berputar. Segalanya memiliki waktu dan masa. Tak akan selamanya, bunga mekar tanpa layu. Tak akan selamanya langit gelap selama masih ada siang.
* Binar #5- Lelaki tampan bertubuh ideal, wajahnya mirip dengan Bu Anjar. Terlihat kalem, dengan mata teduh dan raut manis berbentuk oval. Berbalut kaos berwarna putih dan jaket kulit berwarna hitam di padu dengan celana jeans yang senada.
* Binar #6- [POV-Binar]
Empat hari di rumah Bu Anjar membuatku begitu enggan
untuk meninggalkan tempat itu. Terasa ada warna baru di hariku dan
Intan. Kami seolah mendapat keluarga baru, yang begitu dirindu.
Seharusnya memang bukan urusanku, entah sejauh apa hubungan mereka. Tetap saja, bagiku ... setiap manusia memiliki sisi buruk dan kelemahannya masing-masing. Entahlah, sebenarnya ada rasa iba tersendiri di dalam sini. Dada. Seandainya Reyhan bisa dekat dan mendapatkan perempuan yang baik.
* Binar #8- [POV-Binar]
* Binar #9- [Pov-Binar]
Sebenarnya aku tak tahu mau dibawa ke mana Ibu. Akan tetapi, yang jelas tak mungkin kubiarkan dia diperlakukan seperti itu. Jika bukan ketegaran yang kuperoleh dari nasib hidup selama ini, mungkin kini, jiwaku telah melonglong tak berjeda. Air mata menganak sungai ... dan hati ... hancur. Tak tahu lagi bagaimana bentuknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berilah komentar secara santun dan simpel