Penulis : Mimi Hilzah
Mbak Laras menatapku gamang.
Matanya menyiratkan kegundahan.
”Kau sungguh tak tahu.”
”Tak tahu apa, Mbak?”
Mbak Laras tersenyum. ”Sudahlah, lebih baik begitu.”
”Bahwa aku bukan anak Ibu?” aku menebak.
Tebakanku terdengar ngawur, tetapi anggukan kepala Mbak Laras nyaris membuatku limbung. Kakiku gemetar.
”Kau bukan anak Ibu. Tetapi, kau anak Bapak. Anak dari wanita miskin yang dinikahinya di kampungnya diam-diam tanpa sepengetahuan Ibu.”
Aku? Aku bukan anak Ibu? Aku anak Bapak dari wanita miskin yang dinikahinya di kampungnya diam-diam tanpa sepengetahuan Ibu?
”Ibuku....”
”Ibumu meninggal ketika melahirkanmu. Kau akhirnya dibawa Bapak untuk tinggal bersama Ibu.”
Selamat menikmati...
* Ikhlas #1- Hari masih terlalu pagi, ketika kulihat sebuah sedan hitam mengilap berhenti di depan pagar rumahku. Tak lama kemudian, seorang pria tinggi yang kukenal bernama Pak Ian, turun seraya melempar senyum lebarnya padaku.
* Ikhlas #2- Kami kini memiliki Hauzan. Bocah laki-laki yang kini dudukdi kelas satu sekolah dasar. Kami tinggal di rumah mungil yang sudah dua tahunlebih kami miliki dengan cara mencicil. Tak sefantastis hidup Mbak Larasmungkin, tapi sungguh aku belum pernah sebahagia ini sebelumnya.
* Ikhlas #3- Aku menarik sebuah bangku, tetapi ia tak mau duduk. Sepertinya ia terburu-buru. Atau, mungkin takut setelan jasnya yang mahal kotor terkena debu.
* Ikhlas #4- ”Lalu, Mayang di mana, Mbok?”
”Nah itu dia. Dari tadi pagi tidak ketahuan dia ke mana. Apa menginap di rumah temannya, ya?” ujar Mbok Surti. Kuputuskan untuk memeriksa kamar Mayang. Aku menyelinap naik ke lantai atas. Kamar Mayang terletak di bagian belakang lantai dua, bersebelahan dengan kamar Ibu.
* Ikhlas #5- ”Tidak bisa. Aku ini ditipu! Semuanya sudah diatur dan aku ditipu oleh mereka. Mayang itu sudah hamil duluan!” seru Indra, tak terima. Ia lalu berbalik pada Mbak Laras yang masih tertunduk dalam. ”Bagaimana ini, Mbak Laras? Anak siapa yang dikandung Mayang? Aku belum pernah menyentuhnya sampai detik ini!”
--- oo ---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berilah komentar secara santun dan simpel