Cerita Bersambung
Karya : (Un-known)
* Ketika Hati Tersakiti #1- “Nada kau sangat cantik nak. Ibu sangat bersyukur bisa melihatmu menikah. Semoga Alloh menjaga selalu pernikahan kalian.” ucap ibuku sambil memelukku dan terdengar mulai menangis.
* Ketika Hati Tersakiti #2- “Mas Faiz?” Apa kau membuntutiku?”
“Boleh aku masuk? Selama aku belum menceritakan semuanya, aku tak akan tenang.”
“Pulanglah Mas, kau sudah cukup membuatku terluka.”
“Siapa di luar Nak?” ucap ibuku tiba-tiba keluar.
* Ketika Hati Tersakiti #3- Gak, ini bukan rasa cemburu, ini cuma rasa khawatir kenapa laki-laki itu bisa berada di sini? Aku memandang kembali ke arah mereka, nampak mereka begitu sangat mesra.
DUA JAM SEBELUMNYA
* Ketika Hati Tersakiti #4- Begitupun dengan diriku, seluruh tubuhku ikut bergetar seolah tak percaya dengan ucapan yang keluar dari bibirku sendiri.
Laki-laki ini telah membuat aku mengambil keputusan besar ini, sungguh aku tak tahu jika keputusan ini benar atau salah, aku harus bagaimana? Aku tak mungkin menarik kata-kataku lagi.
* Ketika Hati Tersakiti #5- “Apa? Kau serius? Aku cuma ingin pura-pura kecelakaan dan melihat reaksi calon istriku.”
“Haha, kau tak mengatakan itu, kau hanya bilang harus membuatnya meyakinkan.”
“Jadi kau menyuntikku tadi bukan vitamin yang biasa aku minta?”
* Ketika Hati Tersakiti #6- “Nyonya Faiz, ini barangnya sudah selesai kami siapkan.”
Kulihat mata Diva sekejap membesar memandang dan mendengar tak percaya. Aku buru-buru mengambil tas itu dari tangan pelayan itu, namun bukan Diva jika dia tak akan mencari tahu.
* Ketika Hati Tersakiti #7- Fina berbaring sembari memegang sebuah cincin. Cincin siapa ini? Kenapa disini tertera nama Faiz?
Karya : (Un-known)
* Ketika Hati Tersakiti #1- “Nada kau sangat cantik nak. Ibu sangat bersyukur bisa melihatmu menikah. Semoga Alloh menjaga selalu pernikahan kalian.” ucap ibuku sambil memelukku dan terdengar mulai menangis.
* Ketika Hati Tersakiti #2- “Mas Faiz?” Apa kau membuntutiku?”
“Boleh aku masuk? Selama aku belum menceritakan semuanya, aku tak akan tenang.”
“Pulanglah Mas, kau sudah cukup membuatku terluka.”
“Siapa di luar Nak?” ucap ibuku tiba-tiba keluar.
* Ketika Hati Tersakiti #3- Gak, ini bukan rasa cemburu, ini cuma rasa khawatir kenapa laki-laki itu bisa berada di sini? Aku memandang kembali ke arah mereka, nampak mereka begitu sangat mesra.
DUA JAM SEBELUMNYA
* Ketika Hati Tersakiti #4- Begitupun dengan diriku, seluruh tubuhku ikut bergetar seolah tak percaya dengan ucapan yang keluar dari bibirku sendiri.
Laki-laki ini telah membuat aku mengambil keputusan besar ini, sungguh aku tak tahu jika keputusan ini benar atau salah, aku harus bagaimana? Aku tak mungkin menarik kata-kataku lagi.
* Ketika Hati Tersakiti #5- “Apa? Kau serius? Aku cuma ingin pura-pura kecelakaan dan melihat reaksi calon istriku.”
“Haha, kau tak mengatakan itu, kau hanya bilang harus membuatnya meyakinkan.”
“Jadi kau menyuntikku tadi bukan vitamin yang biasa aku minta?”
* Ketika Hati Tersakiti #6- “Nyonya Faiz, ini barangnya sudah selesai kami siapkan.”
Kulihat mata Diva sekejap membesar memandang dan mendengar tak percaya. Aku buru-buru mengambil tas itu dari tangan pelayan itu, namun bukan Diva jika dia tak akan mencari tahu.
* Ketika Hati Tersakiti #7- Fina berbaring sembari memegang sebuah cincin. Cincin siapa ini? Kenapa disini tertera nama Faiz?
Beberapa jam sebelumnya.
“Mbak, maaf sepertinya ini punya teman mbak?” ucap seorang pelayan sembari memperlihatkan sebuah cincin pada Fina.
“Mbak, maaf sepertinya ini punya teman mbak?” ucap seorang pelayan sembari memperlihatkan sebuah cincin pada Fina.
--- oo ---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berilah komentar secara santun dan simpel