Karya : Myang Si Meong
Berawal dari kecelakaan kecil yang menimpanya, Nana, seorang gadis cantik yang sangat sederhana akhirnya disunting oleh pengusaha muda yang ganteng.
Ceritanya, Nana meminta ganti rugi atas kejadian itu. Namun pemuda yang dipanggil Raihan itu bersikap sok dengan memberikan uang kepada Nana. Tentu saja Nana merasa dihina.
Namun kejadian berikutnya, karena didesak kebutuhan, akhirnya dia menemui Raihan, dan justru diberi pekerjaan.
Suatu ketika Raihan yang dalam kondisi sakit mengantar Nana pulang. Namun terjadi insiden yang mengakibatkan dia dituduh berbuat mesum dengan gadis itu, dan dipaksa oleh pak RT untuk dinikahkan saat itu juga.
Sahabat Raihan, Fatir, diam² jatuh cinta kepada Nana, istri yang terpaksa dinikahinya. Dengan cara yang licik, ia berusaha merebutnya. Namun itu hanya trik untuk menekan Raihan agar ia mau menerima istrinya dengan sungguh².
*Selanjutnya, ceritanya lebih seru jika membaca sendiri*
Ceritanya, Nana meminta ganti rugi atas kejadian itu. Namun pemuda yang dipanggil Raihan itu bersikap sok dengan memberikan uang kepada Nana. Tentu saja Nana merasa dihina.
Namun kejadian berikutnya, karena didesak kebutuhan, akhirnya dia menemui Raihan, dan justru diberi pekerjaan.
Suatu ketika Raihan yang dalam kondisi sakit mengantar Nana pulang. Namun terjadi insiden yang mengakibatkan dia dituduh berbuat mesum dengan gadis itu, dan dipaksa oleh pak RT untuk dinikahkan saat itu juga.
Sahabat Raihan, Fatir, diam² jatuh cinta kepada Nana, istri yang terpaksa dinikahinya. Dengan cara yang licik, ia berusaha merebutnya. Namun itu hanya trik untuk menekan Raihan agar ia mau menerima istrinya dengan sungguh².
*Selanjutnya, ceritanya lebih seru jika membaca sendiri*
Aku dan sepedaku jatuh bersamaan. Kulihat susu sapi pesanan pelanggan ku hancur berserakan ke mana-mana. Aku merintih kesakitan, ternyata sikut dan dengkulku ikut tergores aspal jalan juga.
* Mendadak Nikah #2- Sekarang posisiku tepat dibawah Raihan. Terdengar jelas suara nafasnya yang tersengal-sengal. Wajah kami saling berpautan. Hanya berjarak 1 inchi. Mataku dan matanya saling berpandangan. Hatiku berdetak tak karuan.
* Mendadak Nikah #3- "Han, kita sudah siap buat rapat kan?"
"Hah? Oohh ... Sudah-sudah." Raihan membetulkan posisi duduknya. "Kamu tau kalo dia hari ini ulang tahun?"
"Iya. Kemarin aku makan berdua sama dia."
"Kemarin?"
* Mendadak Nikah #4- Entah kenapa mata ini terasa berat. Padahal filmnya baru saja diputar. Tak sadar, pelan-pelan mataku melayu. Aku memang capek sekali. Dari kemarin kurang istirahat dan tidur.
* Mendadak Nikah #5- "Jadi kamu kerja disini sudah berapa lama?" Tanya Ibu Isma, mamah Raihan, saat aku menyuguhkan segelas air putih dihadapannya. Ku suguhkan juga tiga cangkir teh hangat untuk Raihan, Pak Erlangga, dan wanita yang duduk disebelah Raihan. Aku belum tau siapa sebenarnya dia.
* Mendadak Nikah #6- "Aku dan dia memang menikah karena salah paham. Tapi selama aku mengenalnya, dia adalah gadis yang baik. Sama seperti pendapatmu."
"Tolong ceraikan dia!!!!!" Fatir memeras kerah kemeja Raihan. Tatapan Fatir penuh dengan amarah.
Pesan WhatsApp dari Raihan membuat aku bangkit dari tempat tidur. Bagaimana tidak, jam segini aku masih enak-enakan tidur siang dan belum mandi.
---oo---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berilah komentar secara santun dan simpel