Karya : Wikan Rusdi
Biasanya seorang wanita merasa malu untuk mendahului mengatakan cinta kepada lelaki. Tetapi Medina, wanita 30 tahunan yang telah menyandang gelar S-2 dan aktif di LSM, mencoba mendahului mengutarakan maksud hati kepada lelaki, meskipun melalui orang lain (mak comblang). Namun ternyata sang lelaki idaman tidak menyambutnya. Kebetulan ia ditawari untuk melanjutkan studi S-3 di Kanada. Maka disambutlah peluang itu dengan penuh harapan.
Ternyata tanpa disangka tanpa dinyana, disanalah jodoh dipertemukan. Lain bangsa, lain ras dan lain bahasa, bukan menjadi penghalang cinta mereka. Namun tak mudah menjalani hidup di negeri orang. Karena latar belakang agama, mereka menghadapi kesulitan hidup di negeri dingin itu.
*Baca selengkapnya dengan klick di setiap episode*
* Medina #01- Perempuan muda berambut ikal di depan Medina terisak-isak perih.
“Saya sudah nggak tahan, Mbak Dina. Saya ingin bercerai. Harus. Dua tahun ini saya mengalah hanya karena anak. Tapi saya capai lahir batin...
* Medina #02- Sesaat memasuki MGU alias McGill University, di Kota Montreal, Medina sudah terkesima dengan bangunan-bangunan keren, klasik, dengan bentuk kerucut-kerucut di atasnya. Seperti kastil-kastil di buku dongeng...
* Medina #03- Jodoh itu seperti kupu-kupu dengan sayap warna warni yang bertengger di daun jendela. Menarik dibahas tapi susah dipegang, baru dekat sudah kian kemari terbang.
Tapi,...itu asumsi semata. Tidak kalau Alloh sudah menetapkan...
* Medina #04- Kendaraan warna biru bertulis besar-besar megabus dot com itu melaju pelan menembus turunnya salju di pagi menjelang siang. Kiri kanan jalan terhampar nuansa putih. Kanada tengah meringkuk diselimuti salju di musim winter ini...
* Medina #05- Mata Nolan menyipit mendengar penuturan Medina.
"Psikopat?. Ah...saya tak tahu berita itu. Mungkin hoaks,"jawabnya berusaha tenang. Ia mencoba mengingat....
* Medina #6- Mata biru Nolan bersinar cerah. Ia tersenyum penuh bahagia.
"Benarkah?"
"Iya. Benar. Papa sudah melihat kebaikan itu. Warga Muslim yang baik dan penuh kasih sayang,"seru Papa Nolan...
* Medina #7- Di ruangan khusus keimigrasian masih di bandara, Nolan disibukkan dengan beragam pertanyaan. Ketika mereka tahu dan memastikan profesor muda ini seorang muallaf pertanyaan sudah menjurus ke hal-hal berbau radikal dan terorisme...
* Medina #8- "Jasmine...!!!"
Kali ini suara Medina melengking tanda mulai panik.
Seorang anak laki-laki kecil kira-kira usia 7 tahun keluar dari rumah tingkat yang besar jarak dua rumah dari kediaman Tante Fatimah.
---oo---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berilah komentar secara santun dan simpel