Karya : Rohana Rambe
Melati adalah seorang gadis yang mau melangsungkan pernikahan. Namun na'as calon suaminya mengalami kecelakaan yang dikabarkan merenggut jiwanya. Karena tidak ingin terjadi kekacauan dalam acara pernikahan itu, ditunjuklah pengganti jodoh Melati dengan orang yang tidak dikenalnya.
Sayangnya jodoh penggantinya yang dikenal sebagai Dira, telah memiliki kekasih sendiri, sehingga pernikahan yang dipaksakan tersebut menjadi timpang, tanpa cinta. Namun seperti pepatah jawa mengatakan "witing trisno jalaran songko kulino" yang berarti tumbuhnya cinta disebabkan dari keseharian, maka lama-kelamaan tumbuh cinta diantara keduanya.
Belakangan diketahui bahwa calon pengantin semula tidaklah meninggal seperti yang dikabarkan. Dan kekasih Dira menginginkan kelanjutan cinta mereka. Namun cinta yang tumbuh dari keseharian itulah yang akhirnya menang. Cinta yang tumbuh menjulang dengan akar yang menghujam ke dalam hati sanubari.
*Selamat menyimak*
"Kenapa harus Dira sih Ma yang gantikan pengantin prianya," bisikku pada Mama, "kan masih banyak yang lain."
* Pernikahan Melati Dan Dira #2- Sampai malam hari, Melati tidak keluar dari kamar. Sebentar-sebentar Aku menatap ke arah pintu kamarnya berharap dia keluar dari sana. Aku tidak tahan lagi. Segera saja kuketuk pintu kamar itu.
* Pernikahan Melati Dan Dira #3- Aku masuk ke dalam mobil dan bersiap menjalankannya tapi tidak jadi karena Melati menangis. Aku memperhatikan dia menangis.
"Kenapa nangis?" tanyaku.
"Kenapa nangis?" tanyaku.
* Pernikahan Melati Dan Dira #4- Sampai di kantor, aku berjalan menuju ruanganku sambil bersiul-siul. Beberapa orang menatap dengan pandangan seperti tidak pernah melihatku saja. Aku cuek saja dan terus berjalan.
* Pernikahan Melati Dan Dira #5- Akibat bangun kesiangan, aku jadi terburu-buru. Punya istri tapi tidak sekamar jadi tidak ada yang bangunin. Aku berjalan tergesa-gesa menuju dapur. Melati sedang membuat teh.
"Sarapan dulu bang!" ajaknya.
[*] Pernikahan Melati Dan Dira #6- Aku tidak menemukan Melati di rumah sepulang dari kerja. Dia pasti menjenguk Ridho. Aku mandi. Selesai mandi, nyalakan TV. Semua channel sudah kuputar tapi tidak ada yang menarik. Jadi kesal karena Melati tak pulang-pulang.
* Pernikahan Melati Dan Dira *7- Aku keluar dari kamar dengan pakaian sudah rapi menuju meja makan dan duduk. Melati menghidangkan nasi goreng ke hadapanku.
"Sarapan bang!" serunya.
"Nasi goreng ya? Ntar kayak yang kemaren-kemaren tu?"
* Pernikahan Melati Dan Dira #8- Melati meninggalkanku dengan mata berkaca-kaca. Kekhawatiran menghampiri. Dia tadi meninggalkanku dengan tangis yang ditahan. Pasti saat ini dia butuh penjelasan. Segera saja kuhampiri dia ke kamarnya.
Ternyata dia sedang shalat.
* Pernikahan Melati Dan Dira *9- Melati fokus pada layar 42 inci di depannya sampai tak sadar aku sudah duduk di sampingnya. Aku terus memperhatikannya dari samping. Lama-kelamaan dia menyadari bahwa wajahnya jadi sasaran mataku.
"Ngapain lihat-lihat?" tanyanya.
* Pernikahan Melati Dan Dira #5- Akibat bangun kesiangan, aku jadi terburu-buru. Punya istri tapi tidak sekamar jadi tidak ada yang bangunin. Aku berjalan tergesa-gesa menuju dapur. Melati sedang membuat teh.
"Sarapan dulu bang!" ajaknya.
[*] Pernikahan Melati Dan Dira #6- Aku tidak menemukan Melati di rumah sepulang dari kerja. Dia pasti menjenguk Ridho. Aku mandi. Selesai mandi, nyalakan TV. Semua channel sudah kuputar tapi tidak ada yang menarik. Jadi kesal karena Melati tak pulang-pulang.
* Pernikahan Melati Dan Dira *7- Aku keluar dari kamar dengan pakaian sudah rapi menuju meja makan dan duduk. Melati menghidangkan nasi goreng ke hadapanku.
"Sarapan bang!" serunya.
"Nasi goreng ya? Ntar kayak yang kemaren-kemaren tu?"
* Pernikahan Melati Dan Dira #8- Melati meninggalkanku dengan mata berkaca-kaca. Kekhawatiran menghampiri. Dia tadi meninggalkanku dengan tangis yang ditahan. Pasti saat ini dia butuh penjelasan. Segera saja kuhampiri dia ke kamarnya.
Ternyata dia sedang shalat.
* Pernikahan Melati Dan Dira *9- Melati fokus pada layar 42 inci di depannya sampai tak sadar aku sudah duduk di sampingnya. Aku terus memperhatikannya dari samping. Lama-kelamaan dia menyadari bahwa wajahnya jadi sasaran mataku.
"Ngapain lihat-lihat?" tanyanya.
---oo---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berilah komentar secara santun dan simpel