Izin Penerbitan

PERNYATAAN & IZIN PENERBITAN

Seluruh cerita disini adalah cerita fiksi belaka. Tidak ada unsur kesengajaan apabila terdapat nama atau tempat atau waktu yang sama dengan ...

Jumat, 21 Mei 2021

IBU PENGGANTI 1 - 10

Cerita Bersambung
Karya : Majarani


Surrogate mother atau ibu pengganti adalah wanita yang mengikat janji atau kesepakatan (gestational agreement) dengan pasangan suami-istri. Intinya, ibu pengganti bersedia mengandung benih dari pasangan suami-istri, dengan menerima suatu imbalan tertentu.

Praktik ibu pengganti dan sewa rahim bukanlah hal yang baru. Teknologi yang dipakai untuk praktik surrogate mother diciptakan oleh Robert G. Edwards. Ia adalah pria berkebangsaan Inggris, yang bersama rekannya, Patrick Steptoe, mengembangkan teknologi bayi tabung pada tahun 1969. Dengan secepat kilat, metode ini diterapkan oleh masyarakat Eropa, dan makin populer pada awal tahun ’70-an. Persisnya setelah program acara BBC menayangkan liputan tentang bayi tabung yang dilakukan dua ilmuwan tersebut.


Antara tahun 1976 hingga awal 1988, di Amerika Serikat (AS) dan Eropa begitu banyak pasangan yang menyewa rahim ibu pengganti. Pada kurun waktu tersebut tercatat 600 anak-anak lahir dari hasil penyewaan rahim, walaupun nyatanya di saat itu pemerintah AS belum pernah membuat aturan yang baku.
Ada hubungan yang saling menguntungkan, itulah hal yang menjadi landasan mengapa surrogate mother banyak diminati. Bukan saja hambatan reproduksi calon ibu yang terselesaikan masalahnya, sewa rahim membawa keuntungan finansial bagi wanita-wanita yang memerlukan tambahan uang.
Tidak hanya itu, Rayyan juga membaca bahwa di Indonesia praktik ini dilarang dan diharamkan agama. Meski di beberapa negara telah melegalkannya.
Bagaimana dampak yang ditimbulkan? Rumit!

* Ibu Pengganti #1- "Aku bersedia mengandung anak Anda, maksudku anak Anda dan istri." Seorang wanita mengusap sudut mata yang terus basah.
Sementara seorang pria asing berkulit putih dan wanita keturunan asli Indonesia menatapnya lekat.


* Ibu Pengganti #2- Kirana menatap Rayyan yang sedang diberi obat oleh warga. Dari caranya berterima kasih, terlihat sangat sopan.
Rasa penasaran Kiran semakin besar tatkala Rayyan menghubungi seseorang, mungkin ayahnya. Tentu saja, dia sangat penasaran mengingat anak ini mirip sekali dengan seseorang di masa lalunya.

* Ibu Pengganti #3- Canda tawa selalu terdengar dari deretan warung tenda pinggir jalan. Terlebih Rayyan selalu menyanyikan lagu setiap kali banyak pembeli yang datang dan makan. Dengan gitar yang baru dibelinya, dia bersenandung menghibur siapa saja.

* Ibu Pengganti #4- Kirana terisak menatap ruang ICU tempat Abah terbaring. Tadi, sebelum dia datang, Abah dipindahkan lagi kesana karena jantungnya semakin lemah. Bahkan dokter menyarankan pemasangan ring dengan segera, untuk menyelamatkan nyawanya.

* Ibu Pengganti #5- “Mister, bisakah Anda serius dalam hal ini?” Kirana keberatan dengan kalimat anak kita yang terucap dari bibir William.

* Ibu Pengganti #6- Semakin besar kehamilan Kirana, semakin sulit tidur tapi juga banyak makan. Berbagai makanan dia inginkan, tak jarang sesuatu yang sulit di dapat seperti bajigur. Minuman khas sunda yang terbuat dari santan dan gula merah dicampur sedikit kopi.

* Ibu Pengganti #7- “Kau tahu, Dad? Awalnya aku pikir aku jatuh cinta pada Kirana.” Tak biasanya Rayyan menceritakan isi hati pada sang ayah. Mereka tengah menikmati sore dengan memberi makan ikan koi di kolam belakang rumah.
William terdiam, lalu menatap remaja itu dengan seksama.

* Ibu Pengganti #8- Wildan memarkirkan mobil Toyota Rush warna hitam di depan rumah, lalu masuk dan langsung menuju kamar. Dia lemparkan tas ke tempat tidur, lalu duduk dan meremas rambutnya. Masih tidak tahu harus bagaimana menyikapi kejadian tadi.

* Ibu Pengganti #9- Wildan termenung seorang diri di kamar, sementara Kirana tengah menemani Ummi di dapur. Ada penyesalan telah mengucapkan kata kasar hingga berujung kelepasan mengatakan talak secara tersirat hingga jatuhlah talak tanpa dia sadari.

* Ibu Pengganti #10- Rayyan, sejak dibawa paksa oleh Wildan ke pesantren ... dia sering menangis. Guru yang bertugas mengajar dirinya sering bertanya, tapi dia tak pernah menjawab. Bahkan dikira tidak bisa berbahasa Indonesia.

--- oo ---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berilah komentar secara santun dan simpel

POSTING POPULER