Karya : Marga T.
* Tesa #1- Asrama mahasiswa itu sangat luas, terdiri lebih dari tiga puluh blok. Masing-masing blok bertingkat lima dan setiap tingkat mempunyai tiga puluh delapan kamar. Tidak mengherankan bila banyak di antara penghuni yang tidak saling kenal, apalagi orang-orang Barat memang tidak begitu usil terhadap urusan orang lain.
* Tesa #2- Demikanlah hari demi hari Tesa mengunjungi apartemen Pasha dan
lama-kelamaan dia ter-biasa mendengar segala macam rajukan serta gelegar
suaranya.
Ketika dia sudah hampir sebulan di sana, datang beberapa kawan kuliah Pasha, membu-juknya agar mau mengikuti pelajaran lagi.
Ketika dia sudah hampir sebulan di sana, datang beberapa kawan kuliah Pasha, membu-juknya agar mau mengikuti pelajaran lagi.
* Tesa #3- Tesa mengantar Pasha sampai ke dalam kamar. Lalu dipegangnya lengannya
ketika pemuda itu beralih dari kursi roda ke atas ranjang rumah sakit
yang putih bersih. Dia tidak segera berba-ring, sebab masih memakai baju
jalanan, belum berganti dengan daster rumah sakit yang ter-lipat rapi
di ujung tempat tidur.
* Tesa #4- Tuan dan Nyonya Graham adalah sepasang merpati di ambang lima puluhan. Mereka menikah empat tahun yang lalu, masing-masing untuk kedua kali. Suami Maureen Graham me-ninggal hampir sepuluh tahun berselang karena komplikasi kencing manis.
* Tesa #5- Jumat berikutnya Tesa memenuhi janjinya datang main ke tempat Pasha
untuk makan rujak. Tesa memang paling ahli bikin sambal rujak, sebab itu
makanan kesukaannya.
"Sayang enggak ada kedondong, lobi-lobi, sama gandaria," katanya ngiler. Pasha meringis mendengarnya.
"Sayang enggak ada kedondong, lobi-lobi, sama gandaria," katanya ngiler. Pasha meringis mendengarnya.
* Tesa #6- Beberapa hari kemudian Tesa muncul di tingkat tiga untuk memberi les.
Sebenarnya dia sudah tidak ingin datang ke tempat itu lagi tapi dia
masih memerlukan uangnya. Begitu dia bisa mendapat murid lain, Kakek dan
Nenek Graham ini akan dilepasnya.
* Tesa #7- Karena repot sekali, Tesa tidak bisa keluar kantor. Markus dan Daniel
juga sibuk dengan urusan mereka sendiri. Terpaksa dia minta tolong
kurir di kantor untuk menyetorkan uang ke rumah sakit.
Siangnya dalam rapat, Bos menugaskan Tesa pergi ke Bandung bersama kepala pemasaran untuk mengecek problem-problem yang ber-sangkutan dengan pembentukan kantor cabang.
Siangnya dalam rapat, Bos menugaskan Tesa pergi ke Bandung bersama kepala pemasaran untuk mengecek problem-problem yang ber-sangkutan dengan pembentukan kantor cabang.
* Tesa #8- Minggu berganti minggu. Gangguan telepon sudah berhenti. Tesa merasa lega walaupun dia tidak tahu bahwa dia sebenarnya mesti berterima kasih pada Bos.
Hidup berlangsung biasa lagi. Iklan penjualan rumah Shakira sudah dimuat. Peminatnya banyak. Tapi yang berhasil membelinya adalah ayah Shakira sendiri. --- oo ---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berilah komentar secara santun dan simpel