Oleh : Naya Rindu
Surga istri ada didalam ridho suaminya. Satu pepatah yang seharusnya dijadikan pedoman oleh Laila. Namun ia justru meninggalkan suami yang baru saja menikahinya, tanpa alasan yang jelas. Ia hanya menuruti kata hati yang menolak perjodohannya dengan pemuda tak dikenalnya.
Karena keadaan orang tuanya lah akhirnya ia menyerah. Setelah hidup bersama sang suami beberapa bulan lamanya, tumbuhlah benih benih cinta diantara keduanya.
Namun Laila sangat kecewa ketika ia membaca HP milik suaminya dan meninggalkan suaminya untuk yang kedua kalinya. Oleh karena sudah terlanjur cinta, sang suami menyusulnya untuk memberikan penjelasan.
Akhir nya terbukalah dua hati dalam gelora asmara.
*syahdu...*
* Masih Adakah Surga Untukku #1- Pesta telah usai. Malampun mulai menjelang. Aku masuk kamar ingin segera menghapus riasan di wajah yang membuatku tidak nyaman. Ingin mengganti baju pengantin yang membuatku merasa sesak dan gerah.
* Masih Adakah Surga Untukku #2- Ayah menatap tama dengan mata penuh harap. Tama kembali melirik perempuan di depannya. Tapi perempuan berjilbab maroon itu masih tetap menunduk.
"Belum, Pak. Tama belum mentalak Laila."
* Masih Adakah Surga Untukku #4- Pulang dari belanja, Laila, mak Eti dan mba Sri sibuk di dapur. Mereka akan membuat rendang untuk kedatangan tamu dari Padang. Kata mak Eti yang akan datang adalah mamaknya Tama (adek/abang laki-laki dari ibu).
* Masih Adakah Surga Untukku #5- Ternyata Laila tertidur di ruang teater mininya Tama. Laila terbangun ketika mendengar azan asyar. Laila bergegas bangkit dan ke luar dari kamar Tama. Dari lantai dua, Laila bisa melihat Tama sedang duduk berdua dengan mak etek Eri (paman/om Tama).
* Masih Adakah Surga Untukku #6- Sampai di lantai dua, Laila menghentikan langkah Tama. Dari dalam kantong baju gamisnya Laila mengambil dompet dan menegeluarkan ATM yang beberapa waktu lalu pernah diberikan Tama.
* Masih Adakah Surga Untukku #7- Pagi hari setelah sarapan, mak etek Eri tiba-tiba mengatakan kalau Rani tidak jadi pulang ke Padang. Entah apa yang dikatakan Rani kepada ayahnya sehingga ayahnya masih mengizinkan Rani tetap di Jakarta meski laki-laki itu telah amat tersinggung dengan sikap Tama.
* Masih Adakah Surga Untukku #8- Setelah tangis Laila reda, Tama melepaskan pelukannya.
"Mau ke mana sekarang? Lihat Monas atau mau ke pantai?" Tama bersiap menjalankan mobilnya ke luar dari parkiran.
"Di Jakarta ada pantai?" mata Laila kembali berbinar. Tama tertawa mendengar pertanyaan Laila.
* Masih Adakah Surga Untukku #9- Setelah selesai sarapan, Tama memesankan taksi online untuk Rani. Wajah Rani terlihat cemberut sejak Tama mengatakan kalau Rani naik taksi online aja ke kantor. Tapi seperti biasa, Tama adalah laki-laki yang tak bisa dibantah.
* Masih Adakah Surga Untukku *10- "Siapa, Laila?" Tiba-tiba bundo telah berada di ruang tamu dengan langkah kaki yang masih belum terlalu sempurna. Tama langsung berdiri begitu mendengar suara bundo di belakangnya.
"Wah, Menantu? Kapan datang? Cepat betul menjemput Laila." Bundo yang telah mulai lancar bicara tak dapat menyembunyikan rasa bahagianya.
---oo---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berilah komentar secara santun dan simpel