Izin Penerbitan

PERNYATAAN & IZIN PENERBITAN

Seluruh cerita disini adalah cerita fiksi belaka. Tidak ada unsur kesengajaan apabila terdapat nama atau tempat atau waktu yang sama dengan ...

Jumat, 10 Januari 2020

AKU BUKAN WANITA BODOH 1 -12

Cerita Bersambung
Oleh : Bunga Roses



Seorang TNI tidak boleh memiliki istri dua. Apalagi istri simpanan. Itu yang terjadi terhadap Amin, seorang prajurit TNI yang bertugas di Maluku Utara, kemudian berpindah ke Bandung karena tugas. Namun dari situlah awal kehancuran rumah tangganya. Dengan maksud mengincar kekayaan seorang janda tetangganya, ia justru melepaskan istri yang sangat mencintainya. Namun karena kelakuannya sendiri bersama janda genit yang melampaui batas, akhirnya ia menanggung penyesalan yang tak berakhir.
Sedang mantan istrinya berakhir dengan bahagia dengan orang lain.

@sebuah kisah fiksi hasil imajinasi, untuk menjadi renungan hidup berumah tangga.

* Aku Bukan Wanita Bodoh -1. Orang biasa memanggilku Bu Amin, karena begitulah biasanya di lingkungan asrama militer seorang ibu persit biasa di panggil sesuai nama sang suami.
Aku dengan senang hati membiarkan ijasah sarjanaku hanya menjadi penghuni lemari demi mengurus kedua buah hatiku Aliya yang baru duduk di kelas tiga SD dan Radit si bungsu yang baru memasuki PAUD.

* Aku Bukan Wanita Bodoh -2. Setelah kejadian di rumah Karin Mas Amin makin menjauhiku. Setiap malam Mas Amin menghabiskan malamnya di rumah Karin. Setiap hari sehabis pulang kerja Mas Amin hanya pulang berganti baju kemudian pergi lagi ke rumah Karin dan akan kembali ke rumah keesokan harinya. Aku bagai tak ada di rumah ini. Setiap masakan yang ku suguhi tak pernah di sentuh sedikitpun .

* Aku Bukan Wanita Bodoh -3. Wajah tua itu begitu sendu, berkali-kali tangan keriputnya mengusap air mata di pipinya.
"Maafin ibu ya Neng ibu gagal rnendidik anak ibu."
"Gak bu maafin Neng juga ya dah bikin ibu sedih. Neng hanya ingin berbagi bu Neng gak kuat nanggung beban ini sendirian hiikss.." Aku tergugu di pelukan ibu mertua.

* Aku Bukan Wanita Bodoh -4. "Bunda maafin ayah"
Kalimat itu begitu sendu keluar dari mulut Mas Amin. Andai kalimat itu di ucapkan sepuluh bulan yang lalu mungkin terdengar indah dan menggugah hati ini. Tapi saat ini, saat hati ini di biarkan membeku, saat netra ini terbiasa menyaksikan kemesraan belahan jiwa di depan mata...

* Aku Bukan Wanita Bodoh -5. Suasana kantor masih sepi saat aku tiba di lobi. Ku coba menghubungi klien yang katanya ingin bertemu dan melihat rumah yang akan di belinya.
Semoga rejeki lagi hari ini, doaku.

* Aku Bukan Wanita Bodoh -6. Pak Wahyu tersenyum ramah ke arahku. Aku balas tersenyum.
Setelah Aliya dan Tania masuk ke halaman sekolah Pak Wahyu menghampiriku.
"Apa kabar Bu Merry." ucapnya basa basi.
"Allhamdulilah baik Pak." Jawabku santun.

* Aku Bukan Wanita Bodoh -7. "Antar wanita ini ke ruangannya, atas ijin siapa dia bisa keluyuran ke sini. Mba tolong jaga sikap ya. Jangan seenak dengkul di sini!"
Terdengar suara kemarahan dari ruangan yang baru ku tinggalkan tadi. Suara Pak Wahyu. Rupanya wanita yang di maksud Pak Wahyu adalah Karin.

* Aku Bukan Wanita Bodoh -8. Berkali-kali disakiti, dikecewain,dikhianati, masih saja cinta? Itu adalah kebodohan yang hakiki.
Menata hati, belajar ikhlas, dan berdamai dengan keadaan. Itu lebih baik.
Pilihan Mas Amin untuk tetap bersama Karin adalah bukti, tak ada cinta lagi di hatinya untuk aku juga anak-anak.

* Aku Bukan Wanita Bodoh -9. Di ujung timur Indonesia
Sebelah utara tanah Maluku.
Terlahirlah propinsi baru
Dengan kabupaten yang di mekarkan
Kabupaten pulau-pulau Sula Halmahera Timur Barat Utara dan Selatan
Negri yang kaya akan alamnya Propinsiku..

* Aku Bukan Wanita Bodoh -10. Aku tersenyum lega menatap amplop di depanku. Ku buka perlahan surat yang sudah di tunggu-tunggu dari kantor pengadilan
"Alhamdulilah.." ucapku perlahan.
Aku resmi berstatus janda kini. Ada perasaan sedih sekaligus lega. Yang terpenting sekarang statusku sudah jelas. Tak lagi di bayang-bayangi sebagai istri Mas Amin.

* Aku Bukan Wanita Bodoh -11. Pemandangan di depannya sungguh menohok, semua harta itu yang dulu di bangga-banggakan olehnya, yang membuatnya lupa jalan pulang, lupa anak istri, lupa akan kehormatannya sebagai seorang lelaki.

* Aku Bukan Wanita Bodoh -12. "Sudah saatnya kamu bahagia Neng,"
Ucap Ibu sambil membelai kepalaku lembut, ketika ku tanya soal kedekatannya dengan Pak Wahyu.

---oo---

2 komentar:

  1. Posisinya tulisannya kok ga pas di layar handphone, jd kurang nyaman membacanya.

    BalasHapus
  2. Coba dengan tampilan website mungkin lebih pas

    BalasHapus

Berilah komentar secara santun dan simpel

POSTING POPULER