Izin Penerbitan

PERNYATAAN & IZIN PENERBITAN

Seluruh cerita disini adalah cerita fiksi belaka. Tidak ada unsur kesengajaan apabila terdapat nama atau tempat atau waktu yang sama dengan ...

Kamis, 23 Juni 2022

Jangan Bawa Cintaku #19

Cerita Bersambung

Ika menatap tamunya dengan bingung. Air mata Risma sudah menetes, membasahi sepanjang pipinya.

“Apakah.. apakah.. mas Baskoro mengatakan bahwa dia akan datang kemari?” tanya Ika sedikit gugup.
“Tidak mbak Ika. Baskoro pergi dari rumah, kami mengira dia ada disini,” kata Broto.

Ika masih menatap tak mengerti. Tampaknya ada sesuatu yang luar biasa sehingga Risma sampai menitikkan air mata.

“mBak Ika..” kata Risma.
“Panggil saya Ika saja mbak, atau Yanti, itu lebih enak, mbak Risma kan lebih tua dari saya.”
“Baiklah, Ika. Apakah kamu tahu, bahwa Baskoro jatuh cinta sama kamu?”

Ika tertegun. Nggak enak rasanya ketika tiba-tiba kakaknya Baskoro menanyakan itu. Apa Baskoro sudah berterus terang sama kakaknya, lalu kakaknya melarang, kemudian dia pergi dari rumah?”

Rabu, 22 Juni 2022

Jangan Bawa Cintaku #18

Cerita Bersambung

Ika masih menatap wajah Baskoro ketika Baskoro berdiri dari tempat duduknya.

“Aku mau pulang dulu, tapi nanti aku pasti kembali, kata Baskoro.
“Apakah ada sesuatu yang membuat mas marah?” tanya Ika khawatir.

Mendengar pertanyaan lembut itu seketika wajah marahnya memudar. Seperti bara yang tersiram air surgawi. Lalu senyumnya merekah. Aduhai, Ika benci kepada perasaannya sendiri. Ia memalingkan muka kearah halaman untuk membuat perasaannya merasa lebih tenang. Ada rasa syukur ketika ia tak sempat memberikan jawaban, lalu Baskoro buru-buru mau pergi. Tapi ketika ia melihat kearah halaman itu, sebuah nobil berhenti didepan pagar.

Ika berdebar, karena mengenali mobil itu adalah mobil Broto. Lalu dia teringat telpon bu Kartiman kemarin, yang mengatakan akan datang menjenguknya ditempat baru, setelah lama dia berada disana.

Selasa, 21 Juni 2022

Jangan Bawa Cintaku #17

Cerita bersambung

“Rin.. kamu masih disitu?”
"Oh.. eh.. masih mbak.. Gimana ?”
“Kamu itu lho, ayo ceritain tentang si tukang sayur itu dong. Kamu tadi sepertinya mau ngomong, kok sepertinya ragu sih Rin?”
“Iya.. ini mbak.. aduh.. nggak jadi deh, takut salah.”
“Apa maksudmu Rin? Kalau sekedar cerita saja mana bisa salah.”
“Itu mbak.. ceritanya panjang. Besok saja kalau ketemu ya?”
“Rin, ketemunya kan masih lama. Aku baru akan pulang Minggu depan. Bagaimana kalau sekarang saja?”
“Nggak enak ngomong di telpon begini mbak, pasti nggak jelas.”
“Soalnya aku ingin segera tahu, kok Baskoro bisa tergila-gila, seperti apa sebenarnya dia? Aku pernah melihatnya sama anaknya ketika di acara pengajian itu. Memang sih dia cantik. Tapi aku kan harus tahu seperti apa dia itu. Nggak suka aku sama sifat Baskoro yang terkesan terburu-buru. Kenalnya belum lama kan?”
“Ya belum mbak, waktu aku sakit itu. Aku juga heran Baskoro begitu cepat jatuh cinta.”

Senin, 20 Juni 2022

Jangan Bawa Cintaku #16

Cerita bersambung

Rina terkejut. Bagaiamanapun ia tak ingin membuka aib suaminya.

“Benarkah?”
“Aaah, kamu ada-ada saja. Sudah, kamu cuci tangan dulu sana. Bau, tahu !”
“Biarin, aku masih belum selesai. Kamu mau nyamperin Dian kan?”
“Mas Diaaan… mas Diaaan..” suara Dina keras sekali.
“Oh, ada bu Rina, ada Dina..” kata Dian yang baru saja keluar dari rumah.
“Mas Dian, ayo jalan-jalan..” kata Dina.
“Jalan-jalan kemana? Aku mau bantuin ibu,” jawab Dian.
“Dian, kamu ikut saja, biar aku yang bantuin ibu,” sela Baskoro.
“Dian, Dina ingin mengajak kamu jalan-jalan. Itu om Leo sudah menunggu,” kata Rina.
“Tapi saya belum bilang sama ibu,” kata Dian ragu.
“Aku nanti yang bilang sama ibu. Buruan kalau mau dandan,” kata Baskoro lagi

Minggu, 19 Juni 2022

Jangan Bawa Cintaku #15

Cerita bersambung

Ketika Ika hampir keluar dari halaman sekolah, tiba-tiba Dian berlari-lari mendekat sambil berteriak memanggil ibunya. Ika berhenti menunggu.

“Ada apa?”
“Ibu, tadi om Leo kesini.”
“Kamu ketemu dia?”
“Hanya melihat dari jauh, ketika Dian mau mendekat, dia sudah pergi.”
“Oh, ya sudah, tidak apa-apa.”
“Ibu tadi mengapa datang ke sekolah?”
“Mm.. tidak apa-apa.. sekarang ibu pulang ya?”
“Ya bu.”
“Hati-hati nanti kalau pulang ya,” pesan Ika sebelum pergi.

Ika menahan kekesalan hatinya, tak ingin Dian melihat kemarahannya. Ika langsung ke rumah Leo. Ia harus menegurnya karena kelancangan yang dilakukannya. Tapi ketika sampai dirumah itu, dilihatnya rumahnya tertutup rapat.

Sabtu, 18 Juni 2022

Jangan Bawa Cintaku #14

Cerita bersambung

“Mereka berdua?” tanya Leo.
“Kok bisa datang berdua?” Leo mengangkat pundaknya.

Lalu dilihatnya Ika sudah keluar. Rupanya dia sudah mandi dan berganti baju yang lebih bersih.

“Bu Rina, bagaimana keadaannya sekarang? Sudah lebih baik kan?” tanya Ika sambil duduk didepan tamu-tamunya.
“Sudah mbak Yanti.. hanya kadang-kadang saja merasa mual. Ini tadi mas Leo mengajak ke rumah ibu, karena sudah janji sama Dina.”
“Ooh, iya, Dian juga sudah bilang. Mereka itu kompak sekali.”
“Mana sekarang dia ?” tanya Leo.
“Paling sudah lari kedalam, bicara tentang cerita di buku bacaan mereka,” kata Rina.
“Iya bu, benar, lagi ngobrol tentang sebuah dongeng yang baru dibaca tampaknya.”

Tapi tiba-tiba Dian keluar sambil membawa nampan berisi tiga cangkir teh hangat, Dina mengikuti dibelakangnya.

Jumat, 17 Juni 2022

Jangan Bawa Cintaku #13

Cerita bewrsambung

Ika berdebar, ia berharap Leo datang bersama Rina, ternyata tidak. Leo turun sendiri, dan Dian sudah sampai didepannya, menatapnya heran. Tentu saja karena Dian mengira yang datang adalah Broto. Dian sudah mengenal Leo, karena pernah bertemu ketika bersama Dina. Waktu itu Leo bersikap biasa-biasa saja, kalau tak mau disebut acuh terhadapnya. Karenanya ia terkejut ketika tiba-tiba Leo mengacak rambutnya, dan tersenyum sangat manis.

“Dian, apa kabar?”
Dian menyalami lalu mencium tangan Leo. Ingin sekali Leo memeluknya, tapi dilihatnya Ika menatapnya tajam. Leo menahan keinginannya, lalu melangkah mendekati Ika.

“IKa…”

Leo mengulurkan tangannya untuk bersalaman, tapi Ika menyambutnya hanya dengan mengatupkan kedua belah telapak tangannya.

Kamis, 16 Juni 2022

Jangan Bawa Cintaku #12

Cerita bersambung

Ketika Rina menggandeng tangannya memasuki koridor Rumah Sakit, telapak tangan Ika berkeringat. Tak pernah dibayangkan ia harus bertemu Leo, lalu sekarang harus bicara.

“Ya Tuhan, kuatkanlah aku, berikan yang terbaik untuk hidupku,” bisiknya dalam hati.
“mBak Yanti, apa yang mbak Yanti takutkan?” tanya Rina ketika menyadari bahwa Ika tampak gemetar dan telapak tangannya berkeringat.
“Entahlah,” kata Ika sambil meremas tangan Rina yang menggenggamnya.
“Jangan takut. Yang mbak Yanti lakukan adalah sebuah kebaikan. Apa yang mbak Yanti takutkan?”

Benarkah Ika takut? Mungkin bukan perasaan takut. Ada rasa bercampur aduk dalam hatinya. Menemui laki-laki yang pernah dicintainya, lalu mengatakan bahwa dulu dia meninggalkan benih dirahimnya. Aduhai. Lalu teringat kembali ucapannya ketika itu.

Rabu, 15 Juni 2022

Jangan Bawa Cintaku #11

Cerita bersambung

Ika bergegas mendekat dan berusaha membangunkan Rina, sementara Dian berlari kearah mobil yang menunggu sambil berteriak-teriak.

“Oom.. om.. itu.. itu.. bu Rina pingsan..”

Baskoro melompat turun dan berlari kearah dimana Ika sedang berusaha mengangkat Rina.

“Rina.. Rina…”
“Mas, tolong diangkat kerumah dulu, mari saya bantu..”

Tapi Baskoro dengan sekali angkat sudah berhasil mengangkat tubuh Rina, lalu dibawanya masuk kerumah Ika. Lalu dibaringkan diatas sofa sederhana yang ada disana. Dian lari mengambilkan bantal kemudian diletakkan dibawah kepala Rina.
Ika sibuk menggosok-gosok tangan Rina, dan menciumkan bau minyak angin ke hidungnya.
Baskoro memandangnya bingung.

Selasa, 14 Juni 2022

Jangan Bawa Cintaku #10

Cerita bersambung

Bayang-bayang gelap itu kembali melintas didalam benaknya. Malam yang kelam, yang membuatnya meraba-raba dalam nyeri yang menyiksa. Lalu tak ada tempat untuk bergayut, lalu tenggelam dalam kubangan luka yang berdarah-darah. Nyilu hati bagai dirajang selaksa pisau, tertatih dan terhuyung, jatuh bangun terhempas diatas jalanan berbatu.
Aduhai, jerit melengking yang menapak langit, siapa yang mendengarnya? Jiwa terkulai lemas tanpa daya, siapa yang menuntunnya?

“Ya Alloh sesembahanku.. mana jalan terbaik untuk hidupku?”

Dan uluran tangan itu menuntunnya sehingga dia kuat menjalani hidupnya yang berliku, membesarkan anak seorang diri.

“Alloh Maha Besar, Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Tanpa Dia, apalah aku ini,” bisik Ika dalam isak yang tertahan.

POSTING POPULER