Oleh : Febriani Kharisma
* Istri Boros #1 - Selama sepuluh tahun pernikahan, bisa dihitung jari berapa kali kusantap makanan yang dimasak istriku. Itupun hanya membeli seafood lalu digoreng seadanya. Kalaupun dibumbu, ia hanya menggunakan bumbu instan yang dibeli di supermarket.
* Istri Boros #2 - Setiap bulan diadakan acara arisan keluarga. Bukan untuk silaturahmi, melainkan ajang untung mamerkan barang branded milik mereka. Dan aku benci itu. Tapi, mau tidak mau aku harus turut serta di dalamnya.
* Istri Boros #3 -Sudah waktunya istirahat, tapi riuh cacing meminta makan dalam perutku mengganggu proses menuju alam mimpi.
* Istri Boros #4 - Jika ada orang tua celaka karena menantu, mungkin aku orangnya. Jauh sebelum mereka menikah sudah kutekankan pada anakku Ibam agar berpikir dahulu sebelum mengambil keputusan. Risma anak perempuan dari keturunan yang hartanya tidak bisa habis tujuh turunan.
* Istri Boros #5 - Bian tak menjawab pertanyaanku. Hanya mencari cela agar bisa meraih Risma yang bersembunyi di belakang. Sebagai suami, tentu aku akan melindungi istriku.
* Istri Boros #6 - Di dalam kamar ukuran kecil, pada ranjang besi tua. Berhias kelambu koyak warna putih bermotif bunga-bunga kamboja. Ibu terbaring menggigit bantal agar suara tangis pecahnya tertahan.
* Istri Boros #7 - Masih seperti biasa, setelah shalat subuh menyiapkan perlengkapan sendiri sebelum berangkat. Para asisten kukabari agar jangan dulu datang. Yang membedakan, dua iris roti yang telah dipanggang dan segelas teh hangat.
* Istri Boros #8 - Sepulang shalat berjamaah di mesjid. Ibu dan Risma jalan berdempetan menuju rumah. Memakai mukenah sambil menenteng sajadah. Kontras perbedaan jenis kain dan warna.
Ada yang terlihat baru dan mulai memudar. Risma yang tubuhnya agak tinggi ketimbang ibu, terlihat sesekali memegang tangannya saat Ibu nyaris tersandung batu.
* Istri Boros #9 - Setelah mobil yang mengantar ibu ayah pulang, aku juga berpamitan kepada mertua dan Risma, walaupun agak canggung
"Mah, ayah, Ibam ke kantor dulu, yah!" ucapku samb mencium tangan keduanya secara bergilir. Setiba di dekat Risma, matanya di fokuskan pada benda-benda sekitar.
* Istri Boros #10 - Seumpama bunga, kami sedang mekar-mekarnya. Terlintas niat ingin memberinya kejutan. Tapi, apa? Perhiaasan? Sudah banyak. Pernah kuintip satu laci dalam lemari, semua berisi emas berlian. Baju celana apalagi.
* Istri Boros #11 - Saat tengah terlelap, Risma membangunkanku untuk shalat berjamaan di rumah. Menepuk pelan di bagian wajah, hingga samar-samar terlihat ia sudah terbalut mukenah. "Bangun dulu, Mas!" ucapnya. Setelah jiwa dan raga kembali menyatu dan membaca doa bangun tidur, aku bangkit dari tempat tidur.
* Istri Boros #12 - Hari pertama dengan jabatan berbeda. Aku harus tetap bekerja dengan baik walaupun sempat menelan pil pahit sebelumnya. Setiba di tempat tugas baru, handphone berdering saat mobil baru saja kumatikan.
--- oo ---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berilah komentar secara santun dan simpel