Karya : Popy Novita
Pernikahan yang tidak didasari dengan cinta akan selalu menimbulkan masalah, kalo bukan prahara rumah tangga. Namun masalah itu akan terselesaikan dengan cinta yang tumbuh seiring berjalannya waktu.
Seperti kisah ini. Dua sejoli yang dijodohkan oleh orang tua mereka. Sang gadis bisa menerimanya, namun sang lelaki menganggapnya cabang cinta, karena sang lelaki telah memiliki tambatan hati lain.
Malam pertama bagi sepasang pengantin seharusnya begitu indah. Namun tidak bagi Inaya. Malam itu terlewatkan begitu saja dalam beberapa pekan, bahkan lebih dari sebulan. Ia menanti cinta sang kekasih yang ternyata telah memiliki tambahatan hati dengan orang lain. Cemburu ? tentu saja.
Ternyata orang tua sang lelaki mau ikut campur dalam rumah tangga mereka. Ia merencanakan sesuatu untuk menyatukan hati keduanya.
Dengan dibumbui sedikit kekerasan, cerita ini diakhiri dengan bersatunya dua hati yang sebelumnya terpisah oleh orang lain.
* Malam Yang Tertunda #1- Menikah tanpa dasar cinta? Mungkinkah bisa?
Nyatanya, pernikahanku tetap berjalan meski tak ada rasa cinta sedikit pun di hati.
* Malam Yang Tertunda #2- Hari pertama setelah acara pernikahan.
Rumah masih sangat ramai, banyak saudara atau kerabat jauh yang menginap, rencana sih sore nanti baru akan pulang. Banyak tetangga sebelah datang membantu membereskan rumah yang masih berantakan.
* Malam Yang Tertunda #3- Hari pertama berada di rumah mertua. Rasanya, masih belum nyaman dan terbiasa. Walaupun Mama begitu baik dan Raka yang terlihat menyenangkan. Tetap saja, butuh waktu untuk bisa adaptasi dengan suasana baru.
* Malam Yang Tertunda *4- Kedatangan tamu tak diundang secara tiba-tiba itu, rasanya menyebalkan. Bukan tiba-tiba sih, memang sudah tanggalnya. Hanya saja, membuat malam-malam tertunda lagi sampai enam hari kedepan.
* Malam Yang Tertunda #5- Gerimis mulai turun malam ini. Setengah jam kemudian, rintiknya semakin deras. Pendingin ruangan kubiarkan menyala meskipun dingin menyergap. Sedingin hati ini yang tak tahu apa sebabnya.
Resah, gelisah, curiga, atau … cemburu? Entah. Yang pasti, rasanya benar-benar tidak tenang.
* Malam Yang Tertunda #6- Malam yang biasanya kutunggu, berubah menjadi waktu yang begitu membelenggu. Waktu di mana aku duduk berdua bersandar kepala ranjang. Mendengarnya bercerita banyak hal. Senyumnya yang mampu membuat jantungku berdegup kencang.
Aku … rindu malam-malam itu.
* Malam Yang Tertunda #7- [Hei, Arjuna! Mana foto calon istrimu?]
[Tidak ada]
[Heh! Kau benar-benar tidak meminta fotonya?]
[Buat apa?]
[Hei! Menyebalkan sekali kamu ini. Calon suami macam apa coba? Untung bukan aku yang jadi calon istrimu. Hahaha]
* Malam Yang Tertunda #8- Awalnya, kupikir, cinta itu saat merasakan debar di dada ketika bersamanya. Merasakan kerinduan yang mendalam walau hanya sehari saja tak jumpa. Merasa tak rela saat dia bercanda dengan wanita di luar sana.
Sebuah pertanyaan meluncur begitu saja tanpa pikir panjang. Entahlah.
* Malam Yang Tertunda #10- Aku sempat gelisah karena ponsel berada di tangan Mama. Bagaimana kalau Mas Aksa menelepon, mengirimkan pesan, khawatir, atau lainnya. Ketika bertanya mengapa dan apa rencana Mama yang sebenarnya...
* Malam Yang Tertunda *11- Mas Aksa tidak ada mengejar lagi, itu cukup memberi bukti bahwa diriku sama sekali tidak berarti. Naik taksi dan pulang ke rumah Mama. Tidak ada air mata yang terjatuh. Yang ada hanya sakit yang begitu mendalam, membuat hati semakin rapuh.
--- oo ---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berilah komentar secara santun dan simpel