Izin Penerbitan

PERNYATAAN & IZIN PENERBITAN

Seluruh cerita disini adalah cerita fiksi belaka. Tidak ada unsur kesengajaan apabila terdapat nama atau tempat atau waktu yang sama dengan ...

Selasa, 15 Juni 2021

SOTO UNTUK KAKAK 1 - 28

Cerita Bersambung
Karya : Indra Wahyuni

* Soto Untuk Kakak #1- "Keluaaaar kau dari kamarku, siapa yang menyuruhmu, tidak ada yang lancang masuk kamar ini tanpa ijinku," mata Edwin menyiratkan kemarahan yang amat sangat.
Meisya kaget mendengar suara yang tiba-tiba menggelegar di belakangnya. Seketika ia menunduk ketakutan.
* Soto Untuk Kakak #2- Mei gimana bik?" tanya Edwin saat akan berangkat ke kantor.
"Alhamdulillah mendingan dah den, tadi sudah mandi sendiri dan makan nggak disuapi lagi," jawab bik Sum. Edwin mengangguk dan berangkat ke kantornya.

* Soto Untuk Kakak #3- Ini malam ketiga tanpa Meisya di rumah, kemana kamu Mei, apa kamu pindah, tapi ke mana, di butik tidak ada, sampai orang terakhir ke luarpun kamu tidak muncul, pikiran Edwin mencari dan mencari.

* Soto Untuk Kakak #4- "Waaah kok sampek malem nyah baru nyampek rumah?" tanya bik Sum yang membukakan pintu rumah, Mei mengekor di belakang bu Minda.
"Heh biasalah biiik, delay dan delay, capek sampek kita yang nunggu ya Mei, sudah sana masuk kamar Mei, istirahat, dua bulan lagi perkuliahan dimulai, persiapkan semuanya ya sayang...

* Soto Untuk Kakak #5- Pagi-pagi saat Edwin bangun sudah tercium harum masakan dari dapur, benar-benar nih calon istri idaman, bangunin calon suami dengan cara romantis, masakan yang enak pastinya dan mengundang selera makan. Ed melangkah ke luar kamar dan mendekati Mei yang memasak dan memeluk pinggangnya dari belakang.

* Soto Untuk Kakak #6- Bener-bener nih hari yang melelahkan, mangkel deh sama si James,  nggak bantu malah nyusahin pas presentasi
Meisya berjalan sambil berpikir tentang kekesalannya pada James yang terlihat cuek hari ini, tapi ia tidak berani macam-macam di kelas karena saat di kelas Mei tetap berlagak cuek juga pada James,

* Soto Untuk Kakak #7- "Hadduuuh pagi-pagi pake acara telanjang lagi, dikira aku gak napsu apa?" Meisya bergumam pelan menyeret langkahnya ke dapur.
James melotot ke arah Mei sambil geleng-geleng kepala.

* Soto Untuk Kakak #8- "Sini duduk dekat tante sayang, ada yang ingin tante katakan, sebelum kamu mengatakan sesuatu pada tante," mama James menggapai Meisya untuk lebih dekat ke arahnya. Meisya mendekat dan menatap wajah lembut di depannya dengan dada berdebar, tak urung ia agak bingung juga, nanti mulai dari mana ia akan bicara.

* Soto Untuk Kakak #9- Meisya, aku mencintaimu, sangat mencintaimu, aku katakan semua padamu segala sesuatu yang aku alami dan aku rasakan sejak aku menyatakan perasaanku padamu, karena aku tidak ingin ada yang aku sembunyikan padamu, kakak juga berharap begitu, tidak ada yang kamu sembunyikan dari kakak meskipum sedikit," Edwin melangkah...

* Soto Untuk Kakak #10- Meisya benar-benar tidak bisa mengikuti perkuliahan dengan baik. Pikirannya bercabang antara kondisi mama James dan wajah Edwin yang bermain di matanya. Selesai perkuliahan dia segera mengambil ponselnya dalam tas dan menelpon Edwin. Lamaaa tidak ada sahutan,  setelah panggilan ketiga barulah terdengar suara Edwin.

* Soto Untuk Kakak #11- "Jaaameees, kok udah di sini,  kan harusnya masih dua hari lagi?" Meisya terlihat senang, James hanya tersenyum dan memberikan bungkusan pada Meisya.
"Ini sedikit oleh-oleh, aku pulang lebih cepat karena mama masuk rumah sakit lagi di Perth, aku langsung ke bandara setelah ini,

* Soto Untuk Kakak #12- Edwin menatap James yang yang masih saja mematung setelah pertanyaan yang belum ia jawab.
"Aku juga tidak tau apa maksud papa kamu menanyakan anak? Anak yang mana? Aku dua bersaudara, kak Edwina dan aku, kami berdua memang tidak mirip, aku lebih mirip mama...

* Soto Untuk Kakak #13- Aku mengantarkan ponselmu, James yang menemukan di kamar," papa James terlihat menyerahkan ponsel bu Minda.
Tanpa berkata apapun bu Minda menerima ponsel miliknya dan hendak menutup pintu yang di tahan oleh papa James.

* Soto Untuk Kakak #14- Meisya ada di rumah sakit Kent, aku menyesal tadi membiarkannya sendiri, aku ke rumah sakit dulu ya Kent," James mengambil tasnya terburu-buru dan melangkah lebar.
Kent mengejarnya.
"Aku ikut James, boleh ya?" Kent terdengar memohon. James menggeleng dengan kuat.

* Soto Untuk Kakak #15- "Ayo ibu, kak Edwina, aduh ini jadi kayak sempit ya tempatnya, heiiii Tiffany, Alissya ikut juga sayaaang, mau berlibur yaaaaa, ayo ayo duduk," Meisya berusaha akrab dengan calon kakak iparnya meski seumur-umur dia hanya tahu lewat foto dalam ponsel bu Minda.

* Soto Untuk Kakak #16- Bu Minda memegang benda di tangannya dengan gemetar, ia takut jika Meisya yang memiliki benda ini, tapi rasanya tidak mungkin mereka akan melakukan tindakan sejauh itu, tapi mengingat Edwin yang seperti itu ia jadi kawatir.

* Soto Untuk Kakak #17- James memasuki ruang meeting dengan wajah gusar,  ia berjalan dengan wajah tanpa senyum dan duduk di dekat Kent. Tak lama ketua jurusan datang yang artinya rapat akan segera di mulai.

* Soto Untuk Kakak #18- “Om Beeeen...," Meisya berteriak dan memeluk papa James, om Ben membalas pelukan Meisya dan melepaskannya sambil menepuk pipi Mei. Edwin bersalam dan mereka bertiga duduk menunggu boarding.
"Om mau ke mana?" tanya Edwin.

* Soto Untuk Kakak #19- Edwin berjalan menuju ponselnya di meja dan melihat nama Zaki tertera di situ.
Apaan dokter cabul dah gak datang lo ke nikahan gue, gangguin lagi
"Wahahahah napa lo lagi ena ena keganggu ya hahahahha"
"Bangke lo, dah tau, nanya lagi"

* Soto Untuk Kakak #20- Edwin melepaskan pelukannya pada Meisya dan melangkah menuju pintu. Muncul wajah yang menyebalkan bagi Edwin saat ia sudah membuka pintu.
"Apaan lo, gangguin aja, baruuu aja gue mau mulai nih nggak jadi dah," Edwin tak menyilakan masuk tapi Zaki sudah masuk duluan ke kamarnya sambil tertawa dengan keras.

* Soto Untuk Kakak #21- "Mama, om Ben bilang apa, ma?" Edwin menatap mamanya. Bu Minda masih menempelkan ponsel Edwin ke telinganya. Menarik napas panjang, dan..
"Ya, aku akan menemanimu bersama Meisya atau Edwin"
"Terima kasih Minda, terima kasih"

* Soto Untuk Kakak #22- Meisya berlari memeluk Edwin dan Edwin mendekap kepala Meisya ke dadanya.
"Kakak jahat, nggak bilang-bilang kalo mau ke sini," Mei menengadah menatap wajah Edwin dan Edwin mencium bibir Meisya sekilas. Bu Minda menepuk pundak Edwin.

* Soto Untuk Kakak #23- James melepaskan pegangan tangannya pada bahu Alice dan Alice kembali akan jatuh.
"Tuh kan, apa aku bilang, sudah pakai snikersmu sana," ujar James terlihat kesal.
"Nggak lucu James, dressku gini,  masa pakai snikers?" sahut Al pelan dan terlihat bingung.

* Soto Untuk Kakak #24- Loh kok pada bengong semua nih para cowok,  ayo bantuin, ini si Ben berat banget,  dari tadi muntah-muntah, lemes jadi tante bantuin mapah ke luar," dan James segera berlari menggantikan posisi bu Minda,  mendudukkan papanya di ruang makan. Dan om Ben kembali merasa mual.

* Soto Untuk Kakak #25- Sepanjang perjalanan menuju apartemen James keduanya diam, hanya menatap lurus jalanan di depannya.
Saat turun dari mobil James melihat Alice yang berjalan mendahuluinya,  setelah memarkirkan mobil, James melangkah lebar mengejar Alice.

* Soto Untuk Kakak #26- Pagi, Meisya bangun dengan perut perih, ia berjalan membungkuk menuju ruang makan sambil memegangi perutnya, dan meraih roti yang sempat ia beli di bandara.
Perutnya terasa melilit,  ia tidak ingin penyakit lamanya kambuh, ditekannya perutnya berkali-kali.

* Soto Untuk Kakak #27- Edwin menatap wajah James dan Al bergantian.
"Aku titip Mei selama aku tidak di sisinya," ujar Edwin sambil memegang bahu James, dan James mengangguk tanpa tersenyum.

* Soto Untuk Kakak #28- Bu Minda dan Edwin cemas menunggu hasil pemeriksaan dokter.
Tak lama muncul dokter Kamila, begitu nama yang tertera di jasnya. Duduk dan memandang Edwin serta bu Minda.

--- oo ---

2 komentar:

Berilah komentar secara santun dan simpel

POSTING POPULER